"Saya perkirakan, puncak arus mudik itu H-3 dan H-4. Kalau Jumat (2/7/2013), orang masih mengejar shalat jumat. Jadi, akan akan mulai terjadi kepadatan pada Sabtu dan Minggu," ujarnya dalam diskusi yang mengangkat tema "Peliknya Manajemen Mudik" di Cikini, Jakarta, Sabtu (20/7/2013).
Ia mengatakan, jika pemerintah mampu mengurai kemacetan pada hari-hari itu, kemacetan jalur mudik bukanlah masalah besar. Menurutnya, tugas besar pemerintah dalam mengurai kemacetan juga menyangkut lokasi kemacetan.
"Yang juga harus diurai nanti adalah kemacetan di jalur Pantura, yaitu dari Cikampek ke arah Indramayu. Akan diurai juga dari Cirebon ke arah Tegal. Itu yang utama," pungkas Suroyo.
Salah satu upaya mengurangi kemacetan, menurutnya, adalah dengan memberlakukan pelarangan bagi kendaraan pengangkut barang berat melintas di jalur mudik pada saat puncak arus mudik. Pelarangan itu akan diberlakukan sejak H-4 Lebaran.
"Mulai H-4, yang boleh melintas di jalur mudik hanya kendaraan pengangkut orang dan kebutuhan pokok masyarakat saja. Kendaraan besar baru boleh melintas lagi setelah Lebaran," kata Suroyo usai diskusi.
Ia mengatakan, selain demi menjamin keselamatan pengguna jalan, pelarangan itu juga untuk mengurangi kemacetan yang disebabkan laju kendaraan berat yang cukup lambat.
"Apalagi kalau dia (kendaraan) kelebihan beban, pasti jalannya semakin lambat," katanya.
Adapun Direktur Bina Pelaksanaan Wilayah II Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU) Winarno menyatakan, kemacetan di jalur mudik memang kerap disebabkan kendaraan besar seperti truk yang berhenti di bahu jalan.
"Baik itu berhenti karena istirahat atau karena mogok," ujar Winarno.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.