Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo mengatakan, partainya bisa memahami hasil survei yang menempatkan Mega pada peringkat yang berbeda-beda. Menurut Tjahjo, tidak stabilnya elektabilitas Mega ialah karena Mega belum melakukan langkah-langkah kampanye.
"Belum ada langkah seperti pasang iklan dan mendeklarasikannya maupun bergerak secara terencana," kata Tjahjo, Kamis (18/7/2013).
Mengenai hasil survei yang menempatkan Jokowi di atas Mega, menurut Tjahjo, PDI Perjuangan mencermatinya. Akan tetapi, kata dia, survei bukan menjadi pertimbangan utama dalam mengambil keputusan. Selain itu, Tjahjo menilai, melejitnya elektabilitas Jokowi sama sekali tidak terkait dengan manuver Jokowi selama menjadi Gubernur DKI Jakarta.
"Itu tidak ada kaitannya dengan pencitraan dirinya sebagai capres. Semata-mata tugas Jokowi sebagai Gubernur DKI saja yang harus turun, kerja mereformasi birokrasi di DKI dalam mempercepat pembangunan infrastruktur di DKI," paparnya.
Jokowi kalahkan Megawati
Elektabilitas Jokowi melesat tinggi meninggalkan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Dalam survei elektabilitas capres PDI Perjuangan yang dilakukan Lembaga Survei Nasional (LSN), Jokowi meraih suara 68,1 persen dan Megawati 14,9 persen. Setelah Jokowi dan Megawati, publik menginginkan Puan Maharani (1,5 persen), Rano Karno (1,4 persen), Rieke Diah Pitaloka (1,4 persen), Ganjar Pranowo (1,1 persen), Budiman Sudjatmiko (0,9 persen), Maruarar Sirait (0,4 persen), Teras Narang (0,2 persen), dan Tjahjo Kumolo (0,2 persen).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.