Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Calo CPNS, Perempuan Cantik Ini Raup Rp 1 Miliar Lebih

Kompas.com - 17/07/2013, 13:28 WIB
Putra Prima Perdana

Penulis


BANDUNG, KOMPAS.com — Seorang perempuan cantik berinisial MA (27) saat ini menjadi tahanan Markas Polres Cimahi lantaran telah menipu 11 orang calon pegawai negeri sipil (PNS). Menurut keterangan MA, dirinya tidak bekerja sendirian. Ia mengaku telah diperintah oleh seorang laki-laki bernama Gantira Kusumah yang diketahui adalah anggota Komisi A Dewan Perwakilan Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat.

"Saya sebenarnya juga korbannya dia (Gantira). Dulu saya dijanjikan jadi PNS, saya sudah kasih Rp 50 juta, tahunya cuma jadi honorer," kata wanita berkulit putih ini saat ditemui wartawan di sel tahanan Polresta Cimahi, Jawa Barat, Rabu (17/7/2013).

Setelah gagal menjadi PNS tetap, kata MA melanjutkan, Gantira menghadiahi MA berupa jabatan sebagai asisten. Lambat laun, hubungan kerja tersebut menjadi hubungan yang lebih pribadi.

"Ya, memang saya deket sama Gantira," ujar wanita lulusan Fakultas Manajemen salah satu universitas swasta di Kota Bandung ini.

Lebih lanjut MA mengatakan, pria yang tergabung di Fraksi Partai Gerindra itu pun menyuruh dirinya mencari kembali orang yang ingin menjadi PNS. Singkat cerita, dengan bermodal paras cantik, MA berhasil mengumpulkan 11 orang yang memiliki keinginan untuk menjadi PNS.

"Tapi, ada beberapa yang ditemui Gantira langsung, tidak lewat saya," ucapnya sambil menyibakkan rambut pirang kecoklatan.

Dari balik jeruji besi, MA menyebutkan, 11 orang calon PNS yang berhasil dikumpulkannya harus membayar uang yang jumlahnya bervariasi agar langkah menjadi seorang PNS di Gedung Sate mulus. Per orang, kata dia, rata-rata menyerahkan uang sebesar Rp 50 juta sampai Rp 80 juta.

"Totalnya satu miliar lebih," tegasnya.

Saat menerima uang pelicin dari 11 orang calon PNS, MA mengakui seluruh tanda terima tertulis atas nama dirinya.

"Gantira nggak mau pakai kuitansi sama sekali," ungkapnya.

Janji manis yang diucapkan oleh Gantira ternyata tidak terwujud. Tidak ada satu pun dari 11 orang yang telah menyerahkan uang puluhan juta itu diterima menjadi PNS di Gedung Sate. Hingga akhirnya, salah satu korban yang tinggal di Kota Mas Cimahi melaporkan kasus ini ke Polresta Cimahi.

MA pun dibekuk polisi di rumah kos-kosannya di Cimahi bulan lalu. MA pun merasa dirinya telah dikorbankan oleh Gantira. Pasalnya, tidak sepeser pun uang diterimanya dari hasil menipu 11 calon PNS tersebut. Hingga saat ini, dia mendekam di dalam sel.

Ia berharap, pihak kepolisian menyelidiki lebih lanjut keterlibatan Gantira dalam kasus ini.

"Aku nggak salah, harusnya dia dong, yang di sini. Orang dia yang salah," tuturnya.

Dihubungi terpisah, Gantira Kusumah membantah keras tuduhan yang dilayangkan oleh MA. Gantira mengaku sama sekali tidak mengenal MA yang mengaku sebagai asistennya.

"Tidak, saya tidak tahu. Saya anggota dewan masak jadi calo? Tidak benar, dia hanya nyatut nama saya," sanggahnya.

Namun, di sela perbincangan, Gantira sempat mengatakan jika MA adalah istri seseorang yang dikenalnya bernama Riko.

"Oh, itu istrinya Riko," ucapnya tanpa menyebutkan status Riko.

Karena merasa telah dicemarkan nama baiknya sebagai anggota dewan melalui berbagai tuduhan, termasuk penggunaan uang suap tersebut untuk dana kampanye di ajang Pilwalkot Cimahi, Gantira mengaku telah meminta kepada Polda Jawa Barat untuk menyelidiki lebih lanjut pengakuan MA yang mengikutsertakan namanya dalam praktik percaloan tersebut.

"Saya sudah lapor ke Polda minta diselidiki siapa di balik semua ini. Pakai logika saja Pak, masak sampai segitunya," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com