Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Manipulasi, KPU Didorong Buka NIK Pemilih

Kompas.com - 16/07/2013, 21:32 WIB
Deytri Robekka Aritonang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Daftar Pemilih Sementara (DPS) yang dipublikasikan Komisi Pemilihan Umum (KPU) tidak menyertakan nomor induk kependudukan (NIK) secara lengkap. Beberapa digit nomor diganti dengan tanda bintang. Salah satu data tersebut, di antaranya, 317507******0006.

Hal itu dinilai berpotensi menuai kecurangan data pemilih saat pemungutan suara. Koodinator Komite Pemilih Indonesia (TePI) Jeirry Sumampow menegaskan, seharusnya data pemilih diumumkan secara jelas dan lengkap.

“Seharusnya data pemilih diumumkan secara jelas, jangan ada yang ditutupi, supaya tidak ada potensi untuk manipulasi,” ujar Jeirry saat berbincang dengan Kompas.com, Selasa (16/7/2013) di Jakarta.

Dia menyinyalir, kecurangan Pemilu 2009 diduga disebabkan ada perubahan data yang tercantum dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT). Data itu, menurutnya, diubah dengan data penduduk penerima bantuan langsung tunai (BLT).

“Kalau penduduk penerima BLT kan sudah pasti memilih partai penguasa dan capres petahana,” tukasnya.

Ia menyatakan, pembukaan NIK secara lengkap dan gamblang memang berpotensi digunakan parpol sebagai bahan untuk memetakan calon pemilihnya. Selain itu, ini juga memudahkan calon anggota legislatif (caleg) untuk menyasar pemilih, untuk disuap agar memilihnya.

“Memang akan jadi lebih mudah bagi calon untuk ‘menyerang’ pemilih. Tapi itu bukan ranah KPU. Tugas KPU memastikan penyelenggaraan pemilu ini berkualitas,” sergah Jeirry.

Ketua KPU Husni Kamil Manik mengatakan, NIK tidak dibuka untuk menjaga privasi penduduk. Ia mengatakan, jika NIK ditunjukkan secara lengkap justru berpotensi disalahgunakan. Dia memastikan, data tersebut tidak akan dimanipulasi. KPU tetap memiliki NIK yang lengkap.

“Data itu untuk dirahasiakan. Kalau data yang ada di KPU kan tetap data lengkap,” sanggah Husni di KPU. Digit yang ditutupi dari NIK merupakan digit yang memuat tanggal lahir pemilih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com