Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemilu 2014, KPU Gunakan Logistik Bekas

Kompas.com - 16/07/2013, 20:11 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
– Komisi Pemilihan Umum telah menginventarisir ketersediaan logistik Pemilu 2009 yang masih dapat digunakan pada Pemilu 2014. Hasilnya, diketahui sebanyak 40 persen logistik rusak. Dengan demikian, hanya 60 persen sisanya yang dapat digunakan untuk pesta demokrasi 2014.

“Saya prediksi kekurangan bilik suara dan kotak suara (untuk Pemilu 2014) tidak sampai 40 persen,” kata anggota KPU Arief Budiman kepada Kompas.com, Selasa (16/7/2013).

Arief mengatakan, penyusutan logistik pemilu disebabkan banyak KPU daerah yang tidak memiliki gudang penyimpanan. Meski kotak dan bilik suara terbuat dari bahan alumunium, keduanya masih tetap rusak karena disimpan diluar kantor KPU daerah.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, KPU lantas melakukan inovasi untuk membuat kotak dan bilik suara dari bahan sekali pakai. Tujuannya, agar KPU daerah tidak perlu menyediakan atau menyewa gudang untuk menyimpan logistik pemilu.

“Untuk kotak suara rencananya akan dibuat dari bahan plastik, sedangkan bilik suara dari bahan kardus. Tujuannya agar menghemat anggaran juga dan tidak perlu mengeluarkan biaya penyimpanan dan perawatan,” katanya.

Seperti diketahui, kebutuhan kotak dan bilik suara untuk Pemilu 2014 masing-masing diprediksi mencapai 2,2 juta. Hal itu berdasarkan pada perhitungan jumlah tempat pemungutan suara (TPS) yang diprediksi mencapai 540 ribu. Sementara, kebutuhan kotak dan bilik suara untuk setiap TPS masing-masing empat unit.

“Saat ini, berdasarkan hasil inventaris KPU, jumlah kotak suara yang ada 1,9 juta, sedangkan bilik suara ada 1,5 juta,” kata Kepala Biro Logistik KPU, Boradi, saat dihubungi Kompas.com, Senin (15/7/2013).

Untuk pengadaan logistik tersebut, KPU telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 800 miliar untuk memproduksinya. Kendati demikian, anggaran tersebut tidak hanya untuk memproduksi kotak dan bilik suara saja, melainkan juga untuk memenuhi kebutuhan logistik lainnya.

Tak Ada Tempat

Secara terpisah, Ketua KPU DKI Jakarta, Sumarno, tak menampik banyak sisa logistik Pemilu 2009 yang rusak. Hal itu disebabkan tidak adanya anggaran yang dialokasikan untuk menyimpan dan merawat logistik pemilu.

"Kami tidak memiliki anggaran untuk membangun gudang penyimpanan sisa kotak dan bilik suara. Begitu juga dengan anggaran untuk menyewa gudang," kata Sumarno, Senin (15/7/2013).

Bahkan, katanya, untuk mengantisipasi masalah itu tak jarang KPU daerah terpaksa harus menyimpan logistik pemilu tersebut di sekolah-sekolah atau di kecamatan. “Tapi untuk saat ini, seluruh logistik itu sudah ditarik ke KPU kabupaten/kota,” katanya.

Ketua KPUD Jakarta Selatan, Muhamad Ikbal, mengatakan hal senada. Seluruh logistik yang digunakan pada Pemilu 2009 disimpan di dua tempat, yaitu di kantor KPUD Jakarta Selatan dan di salah satu sekolah dasar di kawasan Pengadegan, Jakarta Selatan.

“Kalau yang disimpan di SD itu, kami meminjam aset Pemkot Jakarta Selatan. Karena kami tidak ada anggaran untuk menyewa gedung,” kata Ikbal saat ditemui di Kantor KPUD Jakarta Selatan, Selasa (16/7/2013).

Ikbal mengatakan, dari sekitar 11 ribu kotak suara yang dimiliki KPUD Jaksel, hanya tersisa 70 persen saja.

“Persoalan logistik ini adalah persoalan sendiri. Persoalan selanjutnya adalah pascapemilu. Mau ditaruh dimana logistik ini? Sementara anggaran penyimpanan dan perawatan tidak ada,” ujarnya.

Ikbal berharap agar ke depannya ada kebijakan pusat yang dapat mengaggarkan pembangunan kantor KPUD. Tidak hanya sebatas kantor sekretariat saja, melainkan juga terintegrasi dengan gudang untuk penyimpanan logistik. “Memang ada anggaran untuk pembangunannya, tetapi tidak ada anggaran untuk tanahnya,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Optimistis MK Diskualifikasi Gibran, Kubu Anies: Tak Ada Alasan untuk Tidak Pemungutan Suara Ulang

Optimistis MK Diskualifikasi Gibran, Kubu Anies: Tak Ada Alasan untuk Tidak Pemungutan Suara Ulang

Nasional
MK Diperkirakan Tak Akan Diskualifikasi Prabowo-Gibran

MK Diperkirakan Tak Akan Diskualifikasi Prabowo-Gibran

Nasional
Jadwal Terbaru Pelaksanaan UTBK-SNBT 2024

Jadwal Terbaru Pelaksanaan UTBK-SNBT 2024

Nasional
Dana Zizwaf Selama Ramadhan 2024 Meningkat, Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat

Dana Zizwaf Selama Ramadhan 2024 Meningkat, Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat

Nasional
MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

Nasional
Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Nasional
Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Nasional
TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com