Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolri: Kasus Kompol AD Tak Terkait Persaingan Calon Kapolri

Kompas.com - 11/07/2013, 15:01 WIB
Sandro Gatra

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Kepala Polri Jenderal (Pol) Timur Pradopo membantah bahwa kasus penyelundupan oleh Komisaris AD ke Badan Narkotika Nasional (BNN) terkait persaingan calon kapolri selanjutnya. Masalah Kompol AD dianggap masalah pribadi dan sama sekali tidak terkait kedinasan.

"Enggak ada, enggak ada. Intinya itu di luar prosedur dan bukan kepentingan dinas," kata Kapolri di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (11/7/2013).

Hal itu dikatakan Kapolri saat menanggapi pandangan bahwa kasus Kompol AD terkait pergantian pucuk kepemimpinan korps Bhayangkara. Kepala Bareskrim Polri Komisaris Jenderal Sutarman dan Kepala BNN Komisaris Jenderal Anang Iskandar masuk dalam bursa calon kapolri.

Kapolri menegaskan, hubungan Polri dengan BNN hingga saat ini tetap baik. Ia mengaku terus berkomunikasi dengan pimpinan BNN, termasuk soal kasus Kompol AD.

Kapolri menambahkan, Mabes Polri telah membentuk tim untuk menyelidiki kasus menyelinapnya Kompol AD ke Gedung BNN. Ada dua arah penyelidikan, yakni terkait dugaan pelanggaran disiplin dan pidana.

"Kalau ada pidana, yah nanti kita sesuai ketentuan pidana yang berlaku. Kita tunggu saja. Ini masih harus dilengkapi (penyelidikan)," pungkas Kapolri.

Seperti diberitakan, pihak BNN menyebut Kompol AD mengambil lebih dari 100 berkas di ruang tata usaha BNN di lantai 6 Gedung BNN. Pihak BNN sudah melaporkan kasus itu ke Polres Jakarta Timur.

Bareskrim Polri juga telah memanggil Kompol AD yang saat ini bertugas di Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus. Dia mengaku hanya mengambil dokumen pribadinya saat masih berkerja di BNN. Kompol AD mengaku ingin bertemu Deputi Pemberantasan BNN Irjen Benny Mamoto. Namun, Benny tidak berada di tempat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Nasional
Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Nasional
Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Nasional
Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Nasional
Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Nasional
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Nasional
Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto, Prabowo: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto, Prabowo: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Nasional
Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com