Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uang yang Digelapkan Maureen adalah Dana Aspirasi Dapil

Kompas.com - 10/07/2013, 16:25 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah uang milik anggota Fraksi Partai Demokrat, Jafar Nainggolan, yang digelapkan oleh asisten pribadinya, Maureen Situmorang, ternyata merupakan dana aspirasi daerah pemilihan (dapil). Informasi itu diperoleh dari rekan Jafar di Fraksi Demokrat, Herman Khaeron, saat dijumpai di Kompleks Gedung Parlemen, Jakarta, Rabu (10/7/2013).

"Kasusnya menggelapkan uang aspirasi dapil anggota dengan memalsukan tanda tangan," kata Herman.

Meski begitu, Herman menolak membeberkan jumlah uang yang dibawa kabur oleh Maureen. Saat dikonfirmasi, Jafar pun menyatakan hal serupa. Ia hanya mengatakan, jumlahnya terbilang cukup besar.

Secara terpisah, Ketua Fraksi Partai Demokrat Nurhayati Ali Assegaf mengaku belum memperoleh informasi mengenai kasus yang dialami salah satu anggotanya. Saat ditanya, Nurhayati justru meminta seorang asisten pribadinya untuk menghubungi Jafar guna memperoleh konfirmasi.

"Nanti kita cek, kalau sudah tahu pasti saya kasih tahu," ujar Nurhayati.

Maureen diketahui mengambil uang milik Jafar dengan cara memalsukan tanda tangan. Tindakan nekat itu dilakukan oleh Maureen sekitar dua pekan lalu. Jafar menjelaskan, Maureen telah bekerja sebagai asisten pribadinya sejak tiga tahun lalu setelah dikenalkan oleh salah satu kerabatnya. Saat ini, kata Jafar, Maureen masih duduk sebagai mahasiswa S-2 di sebuah universitas di Jakarta Barat. Jafar sempat melakukan konfirmasi ke kampusnya, tetapi hasilnya nihil karena ada perbedaan data.

Ia menduga, Maureen berani berbuat nekat karena terdesak kebutuhan ekonomi. Beberapa waktu lalu, Maureen sempat bercerita mengenai kondisi orang tuanya yang sakit kepada Jafar, dan saat itu ia menyampaikan rencananya untuk menjual rumah pribadinya, di Bekasi, Jawa Barat. Informasi tentang Maureen yang diduga membawa kabur uang atasannya diperoleh dari sebuah kertas yang memuat foto Maureen dan tertempel di sebuah kaca, di pintu masuk Gedung Nusantara I, Kompleks Gedung Parlemen, Jakarta.

Kata "DICARI" yang tertulis di kertas tersebut mempertegas bahwa Maureen tengah diburu. Maureen diketahui lahir pada 20 Oktober 1981, dan berdomisili di Bekasi. Jafar telah melaporkan masalah ini kepada pihak kepolisian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menyoal Tindak Lanjut Pelanggaran Pemilu yang Formalistik ala Bawaslu

Menyoal Tindak Lanjut Pelanggaran Pemilu yang Formalistik ala Bawaslu

Nasional
PDI-P Sebut Jokowi dan Gibran Tak Lagi Kader, Zulhas: Sudah Ada Rumahnya, PAN ...

PDI-P Sebut Jokowi dan Gibran Tak Lagi Kader, Zulhas: Sudah Ada Rumahnya, PAN ...

Nasional
Saksi Sebut Pemenang Lelang Proyek Tol MBZ Sudah Diatur

Saksi Sebut Pemenang Lelang Proyek Tol MBZ Sudah Diatur

Nasional
PAN Prioritaskan Kader Sendiri untuk Maju Pilkada 2024

PAN Prioritaskan Kader Sendiri untuk Maju Pilkada 2024

Nasional
Jokowi Tinjau Pasar Tumpah Mamasa, Cek Harga dan Berencana Bangun Pasar Baru

Jokowi Tinjau Pasar Tumpah Mamasa, Cek Harga dan Berencana Bangun Pasar Baru

Nasional
PKS: Selamat Bertugas Prabowo-Gibran

PKS: Selamat Bertugas Prabowo-Gibran

Nasional
Pengamat: Prabowo-Gibran Punya PR Besar karena Kemenangannya Dibayangi Kontroversi

Pengamat: Prabowo-Gibran Punya PR Besar karena Kemenangannya Dibayangi Kontroversi

Nasional
Kementerian KP Gandeng Kejagung Implementasikan Tata Kelola Penangkapan dan Budi Daya Lobster 

Kementerian KP Gandeng Kejagung Implementasikan Tata Kelola Penangkapan dan Budi Daya Lobster 

Nasional
Respons Putusan MK, Zulhas: Mari Bersatu Kembali, Kita Akhiri Silang Sengketa

Respons Putusan MK, Zulhas: Mari Bersatu Kembali, Kita Akhiri Silang Sengketa

Nasional
Agenda Prabowo usai Putusan MK: 'Courtesy Call' dengan Menlu Singapura, Bertemu Tim Hukumnya

Agenda Prabowo usai Putusan MK: "Courtesy Call" dengan Menlu Singapura, Bertemu Tim Hukumnya

Nasional
Awali Kunker Hari Ke-2 di Sulbar, Jokowi Tinjau Kantor Gubernur

Awali Kunker Hari Ke-2 di Sulbar, Jokowi Tinjau Kantor Gubernur

Nasional
'MK yang Memulai dengan Putusan 90, Tentu Saja Mereka Pertahankan...'

"MK yang Memulai dengan Putusan 90, Tentu Saja Mereka Pertahankan..."

Nasional
Beda Sikap soal Hak Angket Pemilu: PKB Harap Berlanjut, PKS Menunggu, Nasdem Bilang Tak 'Up to Date'

Beda Sikap soal Hak Angket Pemilu: PKB Harap Berlanjut, PKS Menunggu, Nasdem Bilang Tak "Up to Date"

Nasional
Bima Arya Ditunjuk PAN Jadi Kandidat untuk Pilkada Jabar 2024

Bima Arya Ditunjuk PAN Jadi Kandidat untuk Pilkada Jabar 2024

Nasional
Guru Besar UI: Ironis jika PDI-P Gabung ke Kubu Prabowo Usai Putusan MK

Guru Besar UI: Ironis jika PDI-P Gabung ke Kubu Prabowo Usai Putusan MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com