“Enggak ada aliran dana dari mana pun kecuali dari DPP Demokrat,” kata Didik di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Kuningan, Jakarta, Rabu (10/7/2013).
Didik menyambangi Gedung KPK untuk diperiksa sebagai saksi terkait penyidikan kasus dugaan penerimaan gratifikasi terkait proyek Hambalang yang menjerat Anas.
Terkait penyidikan kasus ini, KPK tengah mendalami dugaan aliran dana BUMN ke Kongres Partai Demokrat. Aliran dana itu diduga mengalir untuk pemenangan Anas Urbaningrum sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.
Ketua KPK Abraham Samad, Senin (8/7/2013), mengatakan, pihaknya masih melakukan pemeriksaan intensif untuk menghimpun fakta dan bukti baru dari dugaan aliran dana ke pemenangan Anas di Kongres Demokrat.
Saat ditanyakan jumlah BUMN yang tengah ditelusuri KPK, Abraham enggan menyebutkannya. Ia hanya menjelaskan bahwa pihaknya tidak menutup mata atas informasi-informasi yang masuk. Abraham memastikan bahwa kasus Hambalang nantinya akan dibongkar secara utuh.
Dalam beberapa hari terakhir ini, KPK memeriksa saksi-saksi yang berkaitan dengan penyelenggaraan Kongres Partai Demokrat, antara lain Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Saan Mustopa dan Manajer PT Aston Tropicana Bandung bernama Yogi.
Seusai diperiksa KPK beberapa hari lalu, Saan mengaku dicecar mengenai strategi pemenangan Anas dalam Kongres 2010. Dia juga ditanya mengenai teknis penyelenggaraan kongres yang diadakan di Bandung tersebut.
Sementara itu, Yogi mengaku ditanya mengenai acara Partai Demokrat di Hotel Aston. Yogi membenarkan bahwa Demokrat pernah menggelar acara di hotel tersebut beberapa waktu lalu. Diduga, Hotel Aston merupakan tempat dikumpulkannya para ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat sebelum kongres berlangsung. Di sana, para ketua DPC diarahkan untuk memilih Anas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.