“Demokrat sedang menguji coba. Saya tidak tahu tata caranya seperti apa. Ini sedikit banyak mempengaruhi, apakah ini hanya sebagai sebuah opsi untuk mendongkrak Demokrat atau ada opsi baru untuk lebih menjadi terobosan demokrasi negeri ini,” ujar Priyo di Kompleks Parlemen, Senin (8/7/2013).
Priyo menceritakan pengalaman konvensi capres Partai Golkar pada pemilu 2009. Ketika itu, kata Priyo, Golkar berhasil mengundang simpati masyarakat. Secara internal, lanjutnya, juga berhasil membawa berkah tersendiri. “Dari segi perbicangan, konvensi Partai Golkar juga berhasil menjadi pembicaraan selama delapan bulan. Apakah ini juga yang akan terjadi pada Demokrat? Saya sendiri tidak tahu aturan mainnya seperti apa,” kata Ketua DPP Partai Golkar ini.
Lebih lanjut, Priyo menjelaskan alasan Golkar tidak lagi melaksanakan konvensi. Menurutnya, Partai Golkar tidak kapok melaksanakan konvensi. Hanya saja, kondisi internal partai itu dianggap tidak lagi memungkinkan dilakukannya konvensi. “Kondisi partai Golkar tidak memungkinkan. Kondisi politik, ARB menjadi calon,” katanya lagi.
Seperti diberitakan, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mengumumkan tujuh butir pokok terkait konvensi Partai Demokrat pada Minggu (7/7/2013) malam. Penjelasan SBY dilakukan lantaran dia menyadari banyak bias yang terjadi terkait konvensi yang akan dilakukan partainya.
Dalam penjelasannya, SBY menuturkan tujuh pokok terkait konvensi, seperti penyusunan komite seleksi yang terdiri dari unsur internal dan independen. Komite seleksi ini juga yang akan menentukan kriteria dan juga mengumumkan peserta konvensi pada Agustus 2013 ini. Sementara peserta konvensi bisa berasal dari kader Partai Demokrat ataupun non-kader.
Mereka yang lolos seleksi sebagai kandidat capres nantinya harus menjalani konvensi selama delapan bulan yang dibagi ke dalam dua tahapan. Mereka akan disurvei oleh tiga lembaga dan hasilnya diumumkan ke publik. Setelah hasil pileg diketahui, Partai Demokrat baru akan mengumumkan kandidat capres yang diusungnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.