JAKARTA, KOMPAS.com — Bakal calon presiden dari Partai Hanura Wiranto mengaku siap kembali berhadapan dengan tuduhan melakukan pelanggaran hak asasi manusia tahun 1998 ketika menghadapi Pemilu Presiden 2014. Menurut Wiranto, tindakannya sewaktu itu selalu berdasarkan hukum.
"Saya sudah maju sebagai capres dan cawapres dua kali. Setiap saya maju pasti ada isu macam-macam. Tetapi untuk isu pelanggaran HAM, saya berani mempertanggunjawabkan bahwa apa yang saya lakukan di masa lalu selalu berdasarkan hukum dan kebijakan negara," kata Wiranto seusai deklarasi capres-cawapres di Jakarta, Selasa ( 2/7/2013 ).
Partai Hanura menetapkan Wiranto sebagai capres dan Hary Tanoesoedibjo sebagai cawapres. Pada Pilpres 2004, Wiranto menjadi capres berpasangan dengan cawapres Salahudin Wahid. Pilpres 2009, Wiranto maju sebagai cawapres mendampingi capres Jusuf Kalla alias JK.
Ia mempersilakan siapa pun yang mempersoalkan isu pelanggaran HAM untuk menemuinya. Ketua Umum DPP Hanura itu bersedia menjelaskan apa yang terjadi di masa lalu.
Wiranto juga membantah anggapan dunia internasional mengkaitkan dirinya dengan pelanggaran HAM 1998. Menurut dia, ada beberapa duta besar yang menemuinya. Mereka menyampaikan tidak ada masalah jika dirinya kembali maju dalam Pilpres.
Wiranto malah membanggakan dirinya yang mampu menyelesaikan kerusuhan 1998 ketika menjabat Menhankampangab. Kerusuhan di seluruh wilayah Indonesia, kata dia, dapat diredakan hanya dalam tempo tiga hari.
"Negara kita utuh. Korban memang ada, risiko dari sesuatu kerusuhan. Seperti itu bisa dlihat di negara-negara lain. Tapi mari kita lihat di Mesir, Suriah, Libya, berapa lama mereka bisa menyelesaikan masalah kerusuhan itu?" kata Wiranto.
Ia menambahkan, "Saya tidak ingin pujian. Saya ingin secara jujur kita melihat bagaimana aparat keamanan melakukan tugas dengan ikhlas dan mengantarkan proses perubahan Indonesia melalui proses demokrasi yang baik dan benar, bermartabat, tidak menimbulkan kerusakan di negeri ini. Saya minta hal ini dipahami untuk mengimbangi isu-isu yang tidak jelas yang terus berkembang menjelang kami maju menjadi capres dan cawapres 2014," paparnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.