JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Bareskrim Polri Komisaris Jenderal (Pol) Sutarman mengatakan, pihaknya akan mengevaluasi setiap pengawalan bahan peledak. Hanya saja, untuk kasus hilangnya 250 batang dinamit, Sutarman membantah bahwa petugas kepolisian telah lalai.
"Yang lalai yang bawanya. Polisi kan tidak mampu menjaga secara keseluruhan. Sebetulnya pengamannya cukup," kata Sutarman di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Senin (1/7/2013).
Sutarman mengatakan, hasil penyelidikan sementara, pihaknya menduga kuat pencurian dilakukan oleh kawanan bajing loncat. Pihaknya belum melihat adanya aksi dari kelompok teroris.
Hingga saat ini, kata Sutarman, tim masih menyelidiki di mana persisnya pencurian terjadi. Kemungkinan, dua kota berisi 250 batang dinamit itu dicuri saat berhenti atau berjalan pelan. Iring-iringan kendaraan sempat berhenti di daerah Marunda, Jakarta Utara. Di beberapa tempat dari gudang di Subang, Jawa Barat, sampai lokasi pengiriman di Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor, terdapat jalan rusak.
"Kita terus tingkatkan pengamanan dan mencari sehingga tidak disalahgunakan untuk kepentingan apa pun. Bahan peledak itu bisa digunakan untuk terorisme, petasan, meledakkan ikan. Mungkin dia tidak niat mau curi bahan peledak. Begitu yang dicuri bahan peledak, pusing juga dia," pungkas Sutarman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.