"Media juga harus berani. Jangan sembarangan orang bisa tampil di televisi, kalau orangnya temperamental jangan dikasih kesempatan, harus berani boikot," kata Adnan di Jakarta, Minggu (30/6/2013).
Lebih lanjut, Adnan mengungkapka, jika apa yang telah dilakukan Munarman seharusnya dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Meski demikian, dirinya tak setuju jika apa yang dilakukan Munarman dijadikan legitimasi DPR agar dapat mengesahkan Rancangan Undang-Undang Organisasi Masyarakat, yang menurutnya penuh pasal kontroversi.
“Kalau itu (pengesahan RUU Ormas) sudah terlalu jauh,” tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, Juru Bicara FPI Munarman menyiram secangkir air teh kepada pengamat sosial, Tamrin Amal Tomagola. Insiden ini terjadi saat keduanya menjadi narasumber acara "Apa Kabar Indonesia Pagi" di TV One, Jumat (28/6/2013). Munarman dan Tamagola dihadirkan TV One untuk membahas pelarangan aksi sweeping tempat hiburan malam selama bulan Ramadhan.
Silang pendapat di antara kedua narasumber terjadi selama perbincangan.
Sepanjang sesi, Munarman menyatakan tak sependapat dengan Tamagola. Puncaknya ketika Tomagola menyela saat dia berbicara, Munarman langsung menyiramkan minuman yang disuguhkan ke arah Tamagola. Merespons insiden ini, TV One melalui akun @akipagi_tvone, menyampaikan permintaan maaf.
Sementara itu, melalui akun Twitter-nya, @tamrintomagola, Tomagola menulis tak akan meladeni preman. "Biarkan publik yang menilai dan beri hukuman sosial yang setimpal. Saya tidak mau melayani preman," tulis dia seusai acara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.