Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nyaris Caleg-kan Munarman, PPP Ogah Komentari Aksi "Siram Teh"

Kompas.com - 29/06/2013, 04:51 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Persatuan Pembangunan tak mau berkomentar banyak atas aksi "siram teh" Juru Bicara Front Pembela Islam (FPI) Munarman kepada sosiolog Tamrin Tomagola, Jumat (28/6/2013) pagi. Ada banyak persoalan yang lebih penting daripada aksi penyiraman itu.

"Nggak usah diurusin ini. Nggak usah dikomporin, masih ada persoalan lebih besar dan lebih serius yang harus dihadapi negeri ini," tepis Sekretaris Dewan Pakar PPP Ahmad Yani, saat dihubungi melalui telepon, Jumat (28/6/2013) malam. Terlebih lagi, tambah dia, saat ini tak ada kaitan apa pun antara partainya dan Munarman.

Meski demikian, Yani tak menampik bahwa PPP pernah berkeinginan menjadikan Munarman sebagai bakal calon anggota legislatif partainya mewakili daerah pemilihan di Sumatera Selatan. Namun, kata dia, rencana itu buyar karena Munarman tak mengembalikan formulir pendaftaran ke PPP.

"Untuk kasus yang ini, kami tidak mau komentar. Yang jelas Munarman bukan caleg PPP karena dia sendiri yang tidak kembalikan formulir," tegas Yani.

Namun, Yani menambahkan bahwa PPP sama sekali tidak bermasalah dengan sosok kontroversial yang ditampilkan Munarman. "PPP itu mewadahi mulai dari yang soft-soft sampai yang keras-keras seperti Munarman," ujar dia.

Diberitakan sebelumnya, Juru Bicara FPI menyiram secangkir air kepada pengamat sosial, Tamrin Amal Tomagola. Insiden ini terjadi saat keduanya menjadi narasumber acara Apa Kabar Indonesia Pagi di TV One , Jumat (28/6/2013).

Munarman dan Tamagola dihadirkan TV One untuk membahas pelarangan aksi sweeping tempat hiburan malam selama bulan Ramadhan. Silang pendapat di antara kedua narasumber terjadi selama perbincangan.

Sepanjang sesi, Munarman menyatakan tak sependapat dengan Tamagola. Puncaknya ketika Tomagola menyela saat dia berbicara, Munarman langsung menyiramkan minuman yang disuguhkan ke arah Tamagola.

Merespons insiden ini, TV One melalui akun @akipagi_tvone, menyampaikan permintaan maaf. Sementara itu, melalui akun Twitter-nya, @tamrintomagola, Tomagola menulis tak akan meladeni preman. "Biarkan publik yang menilai dan beri hukuman sosial yang setimpal. Saya tidak mau melayani preman," tulis dia sesudah acara itu usai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

    Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

    Nasional
    Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

    Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

    Nasional
    Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

    Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

    Nasional
    Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

    Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

    Nasional
    PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

    PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

    Nasional
    Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

    Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

    Nasional
    Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

    Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

    Nasional
    Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

    Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

    Nasional
    PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

    PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

    Nasional
    Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

    Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

    Nasional
    Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

    Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

    Nasional
    Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

    Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

    Nasional
    KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

    KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

    Nasional
    Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

    Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com