Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minta Maaf, Presiden Tunjukkan Lemahnya Diplomasi Lingkungan

Kompas.com - 25/06/2013, 16:28 WIB
Sandro Gatra

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com —
Sikap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang meminta maaf kepada Malaysia dan Singapura terkait kebakaran di Riau disayangkan. Presiden dinilai defensif dan menunjukkan lemahnya diplomasi lingkungan.

"Permintaan maaf SBY menunjukkan diplomasi lingkungan yang lemah," kata Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Fadli Zon di Jakarta, Selasa (24/6/2013).

Fadli mengaitkan permintaan maaf Presiden dengan banyaknya analisis adanya backing politik di perkebunan kelapa sawit di Riau. Perusahaan yang diduga terlibat dalam pembakaran lahan bukan saja perusahaan asal Indonesia, melainkan juga Singapura dan Malaysia. Namun, kata Fadli, pemerintah belum berani mengambil langkah tegas.

"Perlu diteliti dan diinvestigasi perusahaan-perusahaan yang arealnya menyebabkan kebakaran hutan. Hukum harus ditegakkan dengan tegas. Ketika ada peristiwa seperti itu, pemerintah tahu apa yang perlu dilakukan. Permintaan maaf tak menyelesaikan persoalan. Justru hanya melemahkan posisi diplomasi kita," kata Fadli.

Fadli mengkritik tidak seriusnya pemerintah mengatasi kebakaran di Riau. Padahal, kebakaran di Sumatera yang asapnya kerap masuk ke negara tetangga sudah menjadi masalah tahunan. Menurutnya, belum tampak langkah serius pemerintah mencari solusi permanen.

"Faktanya, hingga kini, Indonesia belum meratifikasi ASEAN agreement on Transboundary Haze Pollution. Padahal, dengan meratifikasi Indonesia akan mendapat bantuan teknis untuk menangani peristiwa kabut asap," pungkasnya.

Seperti diberitakan, permintaan maaf dari Presiden SBY bertolak belakang dengan sikap jajaran menteri, salah satunya Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa. Tidak ada permintaan maaf. Saya kira pihak Singapura mengetahui bahwa ini bertahun-tahun kondisinya terus membaik. Upaya Indonesia telah membuahkan hasil, kata Marty.

Ketua Satuan Tugas Reducing Emissions from Deforestrarion and Forest Degradation, Kuntoro Mangkusubroto, mengungkapkan, berdasarkan analisis peta dan data hotspot yang ditumpahkan pada wilayah konsesi kebun sawit, titik-titik api di Riau di antaranya ada di kawasan konsensi Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP)/April dan perusahaan APP/Sinar Mas. Keduanya berkantor pusat di Singapura.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

    TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

    Nasional
    Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

    Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

    Nasional
    Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

    Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

    Nasional
    Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

    Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

    Nasional
    Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

    Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

    Nasional
    Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

    Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

    Nasional
    KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

    KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

    Nasional
    Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

    Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

    Nasional
    Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

    Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

    Nasional
    Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

    Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

    Nasional
    Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

    Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

    Nasional
    KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

    KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

    Nasional
    Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

    Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

    Nasional
    Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

    Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com