Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luthfi Pernah Minta Bendahara PKS Berbohong

Kompas.com - 24/06/2013, 18:01 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com —Mantan Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaaq, yang pernah menjadi anggota DPR disebut meminta Bendahara Umum PKS Mahfudz Abdurrahman untuk berbohong. Permintaan ini disampaikan setelah Luthfi mengetahui mobilnya, Volkswagen Carravelle, disita penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi.

Menurut surat dakwaan Luthfi yang dibacakan dalam persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Senin (24/6/2013), Luthfi meminta Mahfudz agar membuat pengakuan kepada penyidik KPK bahwa mobil VW bernomor polisi B 948 RFS tersebut merupakan milik DPP PKS.

“Terdakwa setelah mengetahui bahwa mobil tersebut disita KPK kemudian meminta Mahfudz agar membuat pengakuan dalam memberikan keterangan saksi kepada penyidik KPK bahwa mobil merek Volkswagen Caravelle warna hitam tahun 2012 seharga Rp 1.098.000.000 adalah milik inventaris DPP PKS,” kata jaksa Rini Triningsih membacakan surat dakwaan.

Dengan demikian, menurut dakwaan, Mahfudz memerintahkan Achmad Masfuri untuk menyisipkan catatan pengeluaran uang sebesar Rp 1.098.000.000 pada data keuangan DPP PKS. Pada catatan tersebut, DPP PKS seolah-olah membeli satu unit VW Caravelle pada 2012. Kini, mobil tersebut disita KPK dan diamankan di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta.

Total ada sembilan mobil yang diamankan KPK terkait Luthfi. Namun, belakangan KPK mengembalikan satu Toyota Fortuner karena ditemukan bukti mobil tersebut rupanya bukan milik Luthfi, melainkan milik Ahmad Zaky, sekretaris pribadi Luthfi.

KPK menyita mobil-mobil tersebut karena diduga berasal dari tindak pidana korupsi. Dalam persidangan hari ini, tim jaksa KPK mendakwa Luthfi melakukan tindak pidana korupsi dengan menerima hadiah atau janji Rp 1,3 miliar terkait kepengurusan kuota impor daging sapi. Jaksa juga mendakwa Luthfi melakukan tindak pidana pencucian uang dalam kurun waktu 2013 hingga 2019.

Pencucian uang diduga dilakukan Luthfi dengan sejumlah cara, antara lain, mentransfer uang atau aset ke pihak lain. Terkait penyidikan kasus ini, KPK pernah memeriksa Mahfudz. Seusai diperiksa KPK beberapa waktu lalu, Mahfudz mengaku bahwa penyidik KPK memintanya memisahkan mana mobil Luthfi dan mana mobil DPP PKS. Dari sekian banyak mobil, Mahfudz menyebut VW Carraevelle sebagai milik DPP PKS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

    Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

    Nasional
    Kasasi KPK Dikabulkan, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

    Kasasi KPK Dikabulkan, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

    Nasional
    Penetapan Presiden di KPU: Prabowo Mesra dengan Anies, Titiek Malu-malu Jadi Ibu Negara

    Penetapan Presiden di KPU: Prabowo Mesra dengan Anies, Titiek Malu-malu Jadi Ibu Negara

    Nasional
    Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

    Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

    Nasional
    Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

    Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

    Nasional
    Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

    Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

    Nasional
    Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

    Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

    Nasional
    Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

    Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

    Nasional
    2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

    2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

    Nasional
    Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

    Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

    [POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

    Nasional
    Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

    Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

    Nasional
    Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

    Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

    Nasional
    Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

    Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com