Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demokrat Khawatir BLSM Diklaim Partai Lain untuk Tingkatkan Elektabilitas

Kompas.com - 22/06/2013, 13:47 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Nurhayati Ali Assegaf menegaskan, Demokrat tidak akan mengklaim bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) sebagai program partainya untuk membantu masyarakat sehingga menimbulkan citra partai yang baik menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2014. Nurhayati mengatakan, partainya justru khawatir BLSM akan diklaim partai lain sebagai upaya meningkatkan elektabilitas partai tersebut.

"Selama ini banyak sekali bantuan pemerintah yang memang ditujukan bagi masyarakat dan sudah diberikan sejak 2004, jadi tidak hanya BLSM, dan tidak pernah kami klaim karena buktinya elektabilitas Demokrat tetap turun. Jadi, kami tidak mengatakan itu bantuan Demokrat. Justru yang saya khawatirkan yang lain yang mengklaim, dan bantuan Kementan kan banyak sekali, terkonsentrasi di Kementan, Kemensos, dan ada juga yang di Kemenkominfo," kata Nurhayati melalui telekonferensi dalam diskusi bertajuk BBM Naik, Siapa Tercekik? di Jakarta, Sabtu (22/6/2013).

Saat disinggung mengapa kementerian yang disebut Nurhayati adalah kementerian-kementerian yang dipimpin menteri dari Partai Keadilan Sejahtera, anggota Komisi VIII Dewan Perwakilan Rakyat ini mengatakan, memang kenyataannya bantuan pemerintah banyak disalurkan melalui kementerian-kementerian tersebut. "Bapak bisa cek, kalau saya di Komisi VIII, bermitra dengan Kemensos, ada raskin, dan lain-lain, terkonsentrasi di Kemensos, dan sekarang BLSM juga ada di Kemensos, bukan di kementerian lain," tutur Nurhayati.

Seperti diketahui, PKS menjadi satu-satunya partai anggota koalisi yang pendapatnya berseberangan dengan keputusan sekretariat gabungan koalisi mengenai kenaikan harga BBM. Fraksi PKS di DPR menolak kenaikan harga BBM bersubsidi sekaligus penyaluran BLSM sebagai kompensasi atas kenaikan harga BBM tersebut.

Nurhayati juga memastikan, pemerintah tidak akan menurunkan harga BBM bersubsidi hingga 2014. Meskipun pahit, lanjutnya, kebijakan untuk menaikkan harga BBM merupakan jalan terbaik untuk menyelamatkan dan menyehatkan keuangan negara. "Ini pil pahit yang mudah-mudahan jadi obat untuk negara, untuk masyarakat. BLSM bukan hanya ada di Indonesia. Di negara lain seperti Amerika, juga ada social security yang diberikan setiap bulan untuk pengangguran," ucap Nurhayati.

Seperti diberitakan sebelumnya, pemerintah akhirnya mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi. Harga premium naik dari Rp 4.500 menjadi Rp 6.500 per liter. Sementara harga solar bersubsidi naik dari Rp 4.500 menjadi Rp 5.500 per liter. Sebagai kompensasi atas kenaikan tersebut, ada lima program yang akan dijalankan. Tiga program di antaranya bersifat percepatan dan perluasan dari program reguler yang telah ada, yakni program keluarga harapan (Rp 0,7 triliun), program bantuan siswa miskin (Rp 7,5 triliun), dan program beras untuk rakyat miskin (Rp 4,3 triliun).

Dua program lainnya adalah pembangunan infrastruktur dasar dan BLSM. Masing-masing anggarannya Rp 7,25 triliun dan Rp 9,7 triliun. Dengan demikian, total anggaran untuk paket kompensasi kenaikan harga BBM bersubsidi mencapai Rp 29,4 triliun. Khusus BLSM akan disalurkan melalui PT Pos mulai Senin pagi. Sementara program lainnya akan disalurkan sesuai jadwal yang telah ditentukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

    Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

    Nasional
    Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

    Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

    Nasional
    PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

    PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

    Nasional
    Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

    Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

    Nasional
    Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

    Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

    Nasional
    Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

    Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

    Nasional
    PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

    PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

    Nasional
    Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

    Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

    Nasional
    Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

    Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

    Nasional
    Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

    Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

    Nasional
    KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

    KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

    Nasional
    Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

    Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

    Nasional
    Satkar Ulama Dukung Airlangga Jadi Ketum Golkar Lagi, Doakan Menang Aklamasi

    Satkar Ulama Dukung Airlangga Jadi Ketum Golkar Lagi, Doakan Menang Aklamasi

    Nasional
    Gibran Temui Prabowo di Kertanegara Jelang Penetapan Presiden-Wapres Terpilih

    Gibran Temui Prabowo di Kertanegara Jelang Penetapan Presiden-Wapres Terpilih

    Nasional
    KPU Batasi 600 Pemilih Tiap TPS untuk Pilkada 2024

    KPU Batasi 600 Pemilih Tiap TPS untuk Pilkada 2024

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com