Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Irjen Djoko Bantah Minta Uang Sumbangan Rp 12 Miliar

Kompas.com - 19/06/2013, 08:30 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Tersangka kasus dugaan korupsi simulator SIM dan tindak pidana pencucian uang (TPPU) Inspektur Jenderal Djoko Susilo membantah meminta uang sumbangan kepada petinggi PT Pura Baru Utama (PT PBU) saat dia menjabat Direktur Lalu Lintas Badan Pembinaan dan Keamanan (Babinkam) Polri. Menurut dia, uang tersebut tidak diminta, tetapi diberikan PT PBU sebagai bantuan.

"Tidak benar saya meminta langsung Rp 12 miliar. Yang benar itu Legimo laporkan ke saya bahwa tahun 2009 banyak kebutuhan. Legimo sampaikan ada yang bantu, yaitu Pak Maryadi (pimpinan unit produksi PT PBU)," kata Djoko di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Selasa (18/6/2013) malam.

Sebelumnya, hal itu diungkapkan tiga petinggi PT Pura Baru Utama, yaitu Maryadi selaku pimpinan unit produksi, Yohanes Mulyono selaku Direktur, dan Yoyo Subagyo selaku Direktur Keuangan, saat bersaksi untuk terdakwa Djoko di Pengadilan Tipikor. PT PBU merupakan perusahaan percetakan yang kerap memenangkan tender untuk membuat bukti pemilik kendaraan bermotor (BPKB) dan surat tanda nomor kendaraan (STNK). Permintaan itu terjadi pada 2009 saat Djoko menjabat Dirlantas Babinkam Polri.

Djoko juga membantah bahwa dia memanggil Maryadi ke Jakarta untuk menyampaikan permintaan sumbangan tersebut. Menurutnya, pemanggilan itu untuk menanyakan pengerjaan proyek oleh PT PBU yang pendistribusiannya mengalami keterlambatan. Pada tahun 2009, PT PBU memegang proyek untuk BPKB.

"Melalui Sespri, itu perihal pendistribusian yang terlambat, maka saya panggil (PT PBU)," katanya.

Sebelumnya, saksi Maryadi mengatakan dimintai uang sumbangan oleh Djoko untuk operasional institusi Polri. Hal itu pun dibenarkan oleh saksi Yohanes. Menurut Yohanes, permintaan tersebut mencapai Rp 12 miliar, tetapi yang hanya disetujui Rp 7 miliar.

Pemberian uang tersebut kemudian dilakukan secara bertahap senilai Rp 1 miliar hingga Rp 1,5 miliar. Uang itu, menurut Maryadi, selalu diambil oleh Komisaris Legimo yang juga ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi simulator SIM di Korps Lalu Lintas Polri. Uang senilai hingga Rp 1,5 miliar itu pun dimasukkan dalam kardus bekas makanan atau minuman kemasan. Menurut Maryadi, Legimo diutus oleh Djoko untuk mengambil uang tersebut.

"Setahu saya diutus Pak Djoko untuk ambil dana," terangnya.

Namun, setelah memberikan uang itu kepada Legimo, Maryadi mengaku tidak pernah mengonfirmasi langsung kepada Djoko. Maryadi mempercayakannya kepada Legimo.

Selain itu, menurutnya, pengeluaran senilai total Rp 7 miliar yang disepakati juga berbentuk barang. PT Pura Baru Utama menjadi sponsor dan memberikannya dalam bentuk brosur dalam acara-acara Polri seperti untuk HUT Bhayangkari, kemudian memberikan tas-tas untuk parsel pada hari raya Idul Fitri. Semua itu dikirimkannya melalui pihak Ditlantas Polri. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Singgung Debat Capres yang Panas, Prabowo: Kita Tetap Satu Keluarga Besar

    Singgung Debat Capres yang Panas, Prabowo: Kita Tetap Satu Keluarga Besar

    Nasional
    Sapa Anies-Muhaimin, Prabowo: Saya Pernah di Posisi Anda, Senyuman Anda Berat Sekali

    Sapa Anies-Muhaimin, Prabowo: Saya Pernah di Posisi Anda, Senyuman Anda Berat Sekali

    Nasional
    KPK Sebut Hakim Itong Mulai Cicil Bayar Uang Denda dan Pengganti

    KPK Sebut Hakim Itong Mulai Cicil Bayar Uang Denda dan Pengganti

    Nasional
    Tak Seperti PKB-PKS, Nasdem Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran di KPU

    Tak Seperti PKB-PKS, Nasdem Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran di KPU

    Nasional
    Resmi Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Sapa Anies-Cak Imin: Yang Saya Cintai...

    Resmi Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Sapa Anies-Cak Imin: Yang Saya Cintai...

    Nasional
    Prabowo-Gibran Ditetapkan Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Tepuk Tangan Bergema Berulang Kali

    Prabowo-Gibran Ditetapkan Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Tepuk Tangan Bergema Berulang Kali

    Nasional
    Singgung Persoalan Kesehatan, Jokowi: Kematian akibat Stroke Capai 330.000

    Singgung Persoalan Kesehatan, Jokowi: Kematian akibat Stroke Capai 330.000

    Nasional
    Terima Kunjungan Menlu Singapura, Prabowo Bahas Kerja Sama Pertahanan dan Maritim

    Terima Kunjungan Menlu Singapura, Prabowo Bahas Kerja Sama Pertahanan dan Maritim

    Nasional
    KPU Resmi Tetapkan Prabowo-Gibran Presiden dan Wapres Terpilih 2024-2029

    KPU Resmi Tetapkan Prabowo-Gibran Presiden dan Wapres Terpilih 2024-2029

    Nasional
    PKS Datangi Markas Nasdem dan PKB Usai Penetapan KPU, Salam Perpisahan?

    PKS Datangi Markas Nasdem dan PKB Usai Penetapan KPU, Salam Perpisahan?

    Nasional
    Jokowi Tegaskan Tak Bentuk Tim Transisi untuk Prabowo-Gibran

    Jokowi Tegaskan Tak Bentuk Tim Transisi untuk Prabowo-Gibran

    Nasional
    AHY: Mari “Move On” dan “Move Forward”, Pilkada di Depan Mata

    AHY: Mari “Move On” dan “Move Forward”, Pilkada di Depan Mata

    Nasional
    Cak Imin: Sebetulnya PKB Masih Ingin Hak Angket DPR

    Cak Imin: Sebetulnya PKB Masih Ingin Hak Angket DPR

    Nasional
    Pesan Jokowi untuk Prabowo-Gibran: Persiapkan Diri, Setelah Pelantikan Langsung Kerja ...

    Pesan Jokowi untuk Prabowo-Gibran: Persiapkan Diri, Setelah Pelantikan Langsung Kerja ...

    Nasional
    Ganjar-Mahfud dan Puan Maharani Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran

    Ganjar-Mahfud dan Puan Maharani Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com