Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berubah Sikap, Gerindra Kini Dukung BLSM

Kompas.com - 17/06/2013, 11:26 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Fraksi Partai Gerindra berubah sikap dalam menyikapi pemberian Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) sebagai kompensasi dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Sebelumnya, Gerindra menolak. Kini, dengan alasan melihat kenaikan harga BBM tidak bisa dihindari, maka Gerindra mendukung kebijakan pemerintah tersebut.

"BLSM sendiri tidak ada kompetensi kami untuk menolak, harus dijalankan," ujar Sekretaris Fraksi Partai Gerindra Edhy Prabowo, di Kompleks Parlemen, Senin (17/6/2013).

Namun, Edhy mengatakan, fraksinya memberikan catatan tentang pendistribusian BLSM kepada 15,5 juta rakyat miskin. Gerindra, kata dia, mengusulkan kepada pemerintah agar pendistribusian BLSM disalurkan bukan dalam bentuk uang.

"Sebenarnya kan masyarakat bukan butuh uang, tapi misalnya sembako," ujar Edhy.

Sembak-sembako itu, lanjutnya, bisa disalurkan melalui koperasi-koperasi yang ada di seluruh Indonesia. Selain itu, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga bisa dimanfaatkan untuk pendistribusian BLSM.

Partai Gerindra juga memberikan catatan agar para pengguna angkutan umum diberikan bantuan. Misalnya, kata dia, pemerintah menyediakan fasilitas angkutan umum gratis di daerah.

Adapun, mengenai kenaikan harga BBM, Edhy mengatakan, Gerindra tidak berwenang untuk menolaknya. "Itu adalah kebijakan pemerintah. Jadi tidak bisa kami tolak, kenaikan BBM adalah kewenangan pemerintah," katanya.

Berubah

Sikap Gerindra ini berbeda jauh dari pernyataannya pekan lalu. Sebelumnya, pada Sabtu (15/6/2013), Gerindra masih menyampaikan penolakannya terhadap pemberian BLSM. Menurut fraksi Gerindra, pemberian BLSM tersebut sifatnya sangat politis menjelang pemilihan umum (Pemilu) 2014.

Gerindra juga menilai, skema kompensasi melalui BLSM ini hanya akan membuat masyarakat ketergantungan.

“BLSM ini hanya sekadar balsam bagi masyarakat yang justru akan menimbulkan ketergantungan,” kata Juru Bicara Fraksi Partai Gerindra Fary Djemy Francis saat membacakan pandangan mini fraksi dalam rapat Badan Anggaran DPR dengan Pemerintah di Gedung DPR, Jakarta, Sabtu (15/6/2013).

Gerindra menilai program BLSM ini hanya akan menempatkan masyarakat miskin sebagai obyek penerima bantuan.

“Dalam konteks ini, masyarakat akhirnya tidak mampu berpikir secara kritis dan mengembangkan prakarsa inovatif yang sebenarnya menjadi esensi pemberdayaan,” tambahnya.

Menurut Fary, pemberian BLSM ini justru akan mengajarkan masyarakat untuk semakin bergantung kepada Pemerintah dan memperburuk mental masyarakat yang cenderung lebih suka menerima. “Padahal keberhasilan program penanggulangan kemiskinan sangat ditentukan setting sosial politik yang demokratis, kesiapan infrastruktur penyelenggara, kontinuitas program, dan data-data pendukung,” ujarnya.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

    TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

    Nasional
    Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

    Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

    Nasional
    Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

    Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

    Nasional
    Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

    Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

    Nasional
    Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

    Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

    Nasional
    Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

    Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

    Nasional
    KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

    KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

    Nasional
    Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

    Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

    Nasional
    Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

    Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

    Nasional
    Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

    Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

    Nasional
    Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

    Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

    Nasional
    KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

    KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

    Nasional
    Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

    Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

    Nasional
    Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

    Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com