Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P Bisa Makin Solid

Kompas.com - 11/06/2013, 09:41 WIB
Christoporus Wahyu Haryo P, Haryo Damardono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sepeninggal Ketua Dewan Pertimbangan Pusat PDI-P Taufiq Kiemas, soliditas partai ideologis ini diprediksi semakin kuat. Warisan Taufiq Kiemas tentang gaya politik yang lebih moderat dan mendorong munculnya pemimpin muda juga diyakini tidak akan hilang.

”Peluang PDI Perjuangan untuk menjadi makin solid itu lebih besar karena PDI Perjuangan dan elitenya kini hanya memiliki (Ketua Umum) Megawati (Soekarnoputri) sebagai poros kekuasaan,” kata Yunarto Wijaya dari Charta Politika, Senin (10/6).

Kondisi itu, menurut Yunarto, sekaligus memunculkan adanya tantangan dan momentum melakukan transformasi internal. Transformasi yang dimaksud adalah keberanian PDI-P untuk membuka celah dalam mendiversifikasi kekuasaan agar tidak terpusat pada Megawati ataupun keluarga besar Soekarno.

”Bisa saja ada sosok di luar keluarga (Soekarno) yang kemudian dimunculkan dan di situ masyarakat melihat PDI-P tengah bertransformasi dari partai yang feodal ke partai modern. Namun, momentum transformasi itu bergantung penuh kepada Megawati,” katanya.

Menurut Yunarto, sosok Taufiq Kiemas selama ini memberikan warna dan pola pikir yang lain dari PDI-P. Hal itu tecermin dari gaya politik yang moderat dari Taufiq hingga PDI-P bisa menampilkan wajah lain dari partai oposisi yang tidak harus selalu berbeda dari pemerintah. Warna lain yang diwariskan Taufiq adalah dorongan dan prakondisi akan regenerasi kepemimpinan kepada kaum muda.

Terkait pengganti Taufiq di posisi Ketua Dewan Pertimbangan Partai, menurut Yunarto, sosok seperti Parmono Anung Wibowo bisa saja dimunculkan.

Menurut Ketua DPP PDI-P Maruar Sirait, belum waktunya PDI-P membicarakan pengganti Taufiq untuk posisi Ketua Dewan Pertimbangan Partai ataupun di posisi Ketua MPR.

”Belum waktunya membicarakan itu karena kita sedang berduka. Yang penting, empat pilar yang disuarakan Pak Taufiq tetap kita perjuangkan. Juga bagaimana menghormati dan memelihara komunikasi dengan partai politik lain,” katanya.

Pemersatu

Peneliti senior Pol-Tracking Institute, Tata Mutasya, secara terpisah mengatakan, Puan Maharani hendaknya dapat berperan sebagai pemersatu di PDI-P sepeninggal Taufiq Kiemas. Masa depan partai tersebut diprediksi akan cerah apabila peran itu diambil alih oleh Puan Maharani.

”Peran pemersatu dapat saja diperankan bersama-sama dengan Megawati Soekarnoputri sebagai tokoh sentral partai. Sementara organisatoris partai tetap harus digenggam oleh Tjahjo Kumolo dan Pramono Anung. Adapun peran pengumpul suara dikerjakan oleh kader-kader, seperti Joko Widodo dan Ganjar Pranowo,” kata Tata.

Tata menambahkan, pasca-era Taufiq, pengambilan keputusan-keputusan strategis secara substansi tidak akan terlalu terpengaruh. ”Karena pengambilan keputusan juga dapat dikerjakan oleh ’lapis’ kedua,” ujarnya.

Hanya saja, kata Tata, ada kemungkinan PDI-P akan menjadi oposisi yang lebih ’keras’. ”Selama ini, Taufiq Kiemas juga menjadi tokoh pemersatu antara PDI-P dan partai politik lain. Juga menjaga hubungan baiknya dengan Demokrat,” ujarnya.

”Namun, kondisi akan lebih baik bila Pramono Anung dan Tjahjo Kumolo mampu menggantikan peran Taufiq Kiemas dalam berkomunikasi dengan parpol lain,” kata Tata. Dia menambahkan, apalagi jika Puan mampu memainkan fungsi komunikasi itu juga dengan parpol lain.

Menurut Tata, PDI-P telah mampu menjalankan mesin partainya dengan baik. ”Dalam beberapa pemilihan gubernur terakhir di DKI Jakarta, Bali, Jawa Barat, dan Jawa Tengah, PDI-P menjadi satu-satunya parpol yang tidak asal berkoalisi. Mereka berani melawan arus dan terbukti solid,” katanya.(why/RYO)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

    TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

    Nasional
    Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

    Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

    Nasional
    Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

    Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

    Nasional
    Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

    Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

    Nasional
    Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

    Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

    Nasional
    Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

    Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

    Nasional
    KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

    KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

    Nasional
    Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

    Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

    Nasional
    Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

    Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

    Nasional
    Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

    Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

    Nasional
    Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

    Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

    Nasional
    KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

    KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

    Nasional
    Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

    Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

    Nasional
    Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

    Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com