JAKARTA, KOMPAS.com — Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri masih berupaya mengejar teroris lainnya yang diduga terlibat dalam jaringan kelompok Abu Roban alias Bambang Nangka alias Untung. Anggota Abu Roban diduga berjumlah sekitar 60 orang. Mereka tersebar di sejumlah wilayah, seperti Bandung, Jakarta, Jawa Tengah, dan Lampung.
"Kalau jumlah ini memang keyakinan kita belum seluruhnya terungkap. Rekan-rekan harus menyadari, untuk bisa mengetahui pasti siapa saja selain mereka, ini tidak mudah," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal (Pol) Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (16/5/2013).
Menurut Boy, mereka sulit membuka mulut untuk membeberkan keterkaitan lainnya. Selain itu, dengan sistem pergerakan bawah tanah, di antara mereka juga belum tentu saling mengenal.
"Untuk diminta menyerah saja cukup alot dan bahkan melakukan perlawanan, apalagi untuk menjelaskan kepada siapa kawannya lagi yang terkait dengan peristiwa yang mereka lakukan," terangnya.
Boy mengatakan, Detasemen berlambang burung hantu itu juga harus memiliki bukti yang kuat untuk dapat menangkap mereka. Dari sekitar 60 orang tersebut, saat ini yang sudah ditangkap sebanyak 28 orang, termasuk Abu Roban yang tewas dalam penyergapan di Batang, Jawa Tengah.
Sebanyak delapan di antaranya tewas ditembak. Mereka ditangkap di sejumlah lokasi, yakni Jakarta, Tangerang Selatan, Bandung, Kendal, Kebumen, dan Lampung. Ada pula Imam yang ditangkap di Tangerang Selatan akhirnya dibebaskan karena tidak terbukti terlibat jaringan teroris. Adapun yang lainnya telah dilakukan penahanan.
Sementara dua orang yang baru saja ditangkap di Solo tadi pagi, yakni Ibrahim dan David, masih menjalani pemeriksaan. Keterlibatan mereka ialah diduga ikut mengumpulkan dana untuk aksi teror dan menyediakan senjata api maupun bahan peledak. Kelompok pimpinan Abu Roban ini juga diketahui terkait DPO teroris Santoso dan Autat Rawa, serta Abu Omar, pemasok senjata api dari Filipina.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.