Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dirjen Pajak: Selalu ada Potensi "Kongkalingkong"

Kompas.com - 16/05/2013, 01:43 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dua pemeriksa pajak kembali tertangkap tangan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Rabu (15/5/2013) pagi, saat menerima sejumlah uang yang diduga merupakan suap dari wajib pajak. Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Fuad Rahmany menyatakan tidak bisa menjamin semua pegawai Direktorat Jenderal Pajak bersih dari tindak pidana korupsi. Selalu ada potensi kongkalingkong antara pegawai pajak dengan wajib pajak.

"Pegawai pajak itu jumlahnya 32 ribu, kantor pajak ada 500 dari Sabang sampai Merauke, dan pekerjaan mereka itu pekerjannya bertemu dengan wajib pajak. Di situ akan selalu ada potensi kongkalingkong," ungkap Fuad dalam jumpa pers di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Rabu (15/5/2013). Hadir dalam jumpa pers itu Deputi Penindakan KPK Warih Sadono dan Juru Bicara KPK Johan Budi.

Direktorat Jenderal Pajak, kata Fuad, telah berupaya mengembangkan sistem untuk mengontrol para pegawai pajak. "Setelah pemeriksaan pajak, ada ribuan berkasnya yang bisa diaudit jadi cepat atau lambat akan ketahuan kalau mereka main," sambung Fuad. Kendati demikian, dia mengakui tidak dapat mengawasi semua pegawai pajak satu per-satu.

Fuad pun menyatakan tidak bisa menjamin 32 ribu pegawai pajak ini taat aturan. "Semua ada laporan kekayaannya tapi muncul satu dua begini, kami tanggapi terus. Justru dengan adanya KPK, ada kemampuan untuk menangkap dan kami bersyukur," ujarnya. Dia pun mengapresiasi langkah KPK yang menangkap dua pemeriksa pajak Mohamad Dian Irwan Nuqishira dengan dan Eko Darmayanto tersebut.

Menurut Fuad, gerakan KPK ini justru membantu pembersihan lembaganya. "Kita tangkap terus, itu jalan keluar yang terbaik, biar kita bina tetap saja dia terus, pecat dan dipenjarakan biar mereka habis," ucapnya.

Kerja sama Dirjen Pajak dengan KPK, lanjut Fuad, bukan hanya dalam bidang penindakan namun juga terkait pencegahan tindak pidana korupsi perpajakan. "Ke depan akan terus kembangkang sistem pencegahan dan penindakan dengan supervisi KPK," tambah Fuad.

Seperti diberitakan, KPK menangkap tangan dua pegawai pajak, Mohamad Dian Irwan dan Eko Darmayanto. Keduanya diduga menerima uang dari wajib pajak bernama Effendi dari perusahaan baja The Master Steel melalui Teddy yang diduga sebagai kurir.

Bersamaan dengan penangkapan ini, KPK menyita uang senilai 300.000 dollar Singapura atau sekitar Rp 2,3 miliar. Diduga, uang diberikan untuk mengurus penunggakan pajak perusahaan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Ajak Rekonsiliasi, AHY Minta Pihak yang Belum Puas Hasil Pilpres Tak Korbankan Rakyat

    Ajak Rekonsiliasi, AHY Minta Pihak yang Belum Puas Hasil Pilpres Tak Korbankan Rakyat

    Nasional
    Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Anies: Kita Hormati Proses Bernegara

    Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Anies: Kita Hormati Proses Bernegara

    Nasional
    Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

    Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

    Nasional
    Hadiri Penetapan KPU, Prabowo: Kita Akan Kerja Keras

    Hadiri Penetapan KPU, Prabowo: Kita Akan Kerja Keras

    Nasional
    Masih di Yogyakarta Saat Penetapan Prabowo-Gibran, Ganjar: Kalau Saya di Jakarta Akan Hadir

    Masih di Yogyakarta Saat Penetapan Prabowo-Gibran, Ganjar: Kalau Saya di Jakarta Akan Hadir

    Nasional
    Terima Penetapan Prabowo-Gibran, PDI-P: Koalisi Sebelah Silakan Berjalan Sesuai Agenda yang Ingin Dilakukan

    Terima Penetapan Prabowo-Gibran, PDI-P: Koalisi Sebelah Silakan Berjalan Sesuai Agenda yang Ingin Dilakukan

    Nasional
    Tertawa Lepas, Anies-Cak Imin Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Jadi Presiden dan Wapres Terpilih

    Tertawa Lepas, Anies-Cak Imin Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Jadi Presiden dan Wapres Terpilih

    Nasional
    Program Susu Gratis Prabowo-Gibran Dibayangi Masalah Aturan Impor Kemendag dan Kementan

    Program Susu Gratis Prabowo-Gibran Dibayangi Masalah Aturan Impor Kemendag dan Kementan

    Nasional
    PDI-P Masih Gugat KPU ke PTUN, Nusron: Tak Berpengaruh terhadap Hasil Pemilu

    PDI-P Masih Gugat KPU ke PTUN, Nusron: Tak Berpengaruh terhadap Hasil Pemilu

    Nasional
    Kenakan Kemeja Putih, Prabowo-Gibran Tiba di KPU

    Kenakan Kemeja Putih, Prabowo-Gibran Tiba di KPU

    Nasional
    AHY: Demokrat Siap Sukseskan Program dan Kebijakan Prabowo 5 Tahun ke Depan

    AHY: Demokrat Siap Sukseskan Program dan Kebijakan Prabowo 5 Tahun ke Depan

    Nasional
    Penetapan Presiden dan Wapres Terpilih, Prabowo-Gibran Berangkat Bareng ke KPU

    Penetapan Presiden dan Wapres Terpilih, Prabowo-Gibran Berangkat Bareng ke KPU

    Nasional
    Ganjar-Mahfud Absen Saat Penetapan Prabowo-Gibran, PAN: Enggak Pengaruh

    Ganjar-Mahfud Absen Saat Penetapan Prabowo-Gibran, PAN: Enggak Pengaruh

    Nasional
    Sudirman Said Sebut 'Dissenting Opinion' 3 Hakim MK Jadi Catatan Pengakuan Kejanggalan Pilpres 2024

    Sudirman Said Sebut "Dissenting Opinion" 3 Hakim MK Jadi Catatan Pengakuan Kejanggalan Pilpres 2024

    Nasional
    Pimpinan MPR: Mooryati Soedibyo Sosok Inspiratif Perempuan Indonesia

    Pimpinan MPR: Mooryati Soedibyo Sosok Inspiratif Perempuan Indonesia

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com