Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lagi, Empat Terduga Diciduk di Lampung

Kompas.com - 11/05/2013, 04:53 WIB

Bandar Lampung, Kompas - Polisi terus membongkar komplotan terduga teroris. Setelah menggulung jaringan teroris di Bandung, Jakarta, Tangerang Selatan, Kendal, dan Kebumen selama dua hari, polisi kembali menciduk empat terduga teroris di Lampung. Komplotan itu disinyalir terlibat dalam perampokan Bank BRI Pringsewu pada Senin (22/4).

Empat terduga teroris itu ditangkap di tiga lokasi berbeda. Mereka diduga aktif sebagai pengumpul dana untuk jaringan teroris di Jawa dan Sulawesi (Poso). Keempat terduga teroris, menurut Kepala Polda Lampung Brigadir Jenderal (Pol) Heru Winarko, Jumat (10/5), ditangkap pada Kamis (9/5) malam dan Jumat pagi. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal (Pol) Boy Rafli Amar di Jakarta mengatakan, ”Ada empat orang yang ditangkap dari pengembangan penangkapan kelompok Abu Roban sebelumnya.”

Dua terduga teroris, Solihin alias Abdul Latif alias Dino alias Wawan dan Muhammad Ali alias Andika alias Dwi Putra, ditangkap di Teluk Betung, Bandar Lampung, Kamis malam. Sementara dua orang lainnya adalah Dedy Rofaizal alias Faisal alias Jaka dan Abu Nabila alias Bang Yos. Dedy yang

pegawai negeri sipil guru di SMKN I Lampung Tengah ditangkap di Pringsewu, sementara Abu Nabila diciduk di Karanganyar, Lampung Selatan.

Keempatnya ditangkap tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri dibantu anggota Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Lampung. ”Sebagian besar adalah pendatang. Mereka mobile (berpindah-pindah tempat tinggal),” kata Heru.

Polisi juga menggerebek dua lokasi lainnya di Tanjung Senang, Bandar Lampung, yang menjadi tempat persembunyian terduga teroris lainnya. Namun, polisi tidak menemukan siapa pun. Di kontrakan di Gang Damai, Way Kandis, Tanjung Senang, ditemukan senjata dan pelat nomor kendaraan yang diduga digunakan untuk merampok Bank BRI.

Di rumah kontrakan lainnya, polisi menyita sejumlah buku ajaran jihad. ”Di Lampung ini, yang ditangkap adalah pelaku-pelaku yang memberikan support dana atau fa’i kepada pelaku (jaringan teroris) di Jawa dan Poso,” ujar Kepala Polresta Bandar Lampung Komisaris Nurochman. Polisi masih mengejar satu orang berinisial Su yang diduga otak perampokan Bank BRI.

Penggerebekan terduga teroris di sejumlah rumah kontrakan ini sempat menjadi tontonan warga sekitar. Renny (36), pemilik kontrakan yang digerebek polisi di Way Kandis, mengatakan, dua orang yang dicari polisi adalah penghuni baru.

”Baru satu bulan mereka tinggal di sini. Sehari-hari biasanya hanya berdua, salah satunya bernama Parjo. Namun, akhir-akhir ini jadi ramai, ada tujuh orang, salah satunya perempuan. Katanya, mereka kerja di proyek pengaspalan jalan,” tutur Renny.

Dengan terjadinya regenerasi teroris di Indonesia, Polri berupaya menelusuri setiap nama baru yang disebut tersangka. ”Selalu ada sel-sel baru. Beda generasi, beda kelompok, beda orang, tetapi perilakunya mirip. Sasarannya sama, usia 20-30 tahun. Rata-rata 24, 25, 26,” kata Boy.

Pada Jumat, polisi mendatangi dua tempat berbeda di Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung terkait Budi Syarif, terduga teroris yang tewas dalam baku tembak di Margaasih, Rabu (8/5). Tim lalu bergerak ke rumah orangtua Budi di Desa Banjaran Wetan, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung. Di rumah pasangan Suparman-Euis, polisi membawa dokumen, seperti buku dan beberapa keping CD.

Heri, kakak Budi, mengaku putus kontak dengan adiknya sejak delapan bulan silam karena bekerja di Jakarta. Budi meninggalkan lima anak.

Hingga kemarin, 12 orang terduga teroris ditahan di Rutan Brimob dan satu orang dirawat di RS Soekanto, Kramat Jati. Sementara tujuh jenazah belum selesai diidentifikasi.(ELD/JON/REK/GRE/K05/FER/IAM)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com