SEMARANG, KOMPAS
Hal itu disampaikan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri yang ditanya di Bandar Udara Ahmad Yani di Kota Semarang, Jawa Tengah, Jumat (10/5). ”Kemenangan bagi kami tentu sangat penting karena pemilihan ini diadakan agar tata pemerintahan di republik ini berjalan. Pemilihan langsung ini harus dijaga,” ujarnya.
Menurut Megawati, pemilu kepala daerah (pilkada) tak perlu dikembalikan ke sistem perwakilan seperti wacana beberapa waktu lalu. ”Mahalnya biaya politik dalam pilkada sebenarnya dapat dihindari dengan memperbaiki aturannya,” katanya.
Pemberian bantuan sosial (bansos), misalnya, seharusnya dibatasi dan tak boleh disalurkan enam bulan menjelang pilkada. Penyaluran bansos yang tak dikendalikan menguntungkan calon petahana. ”Itulah yang memicu penggelembungan biaya politik di pilkada,” ucapnya.
Dari Kendal, Jateng, dilaporkan, puluhan baliho Ganjar-Heru dirusak oleh orang yang tak bertanggung jawab. Slogan pasangan tersebut, yang tertulis ”mboten ngapusi, mboten korupsi”, dihapus sebagian dan diubah menjadi ”ngapusi, korupsi”.
Selain itu, mobil milik tim relawan Ganjar-Heru juga dilempari batu di Jalan Tumpang, Sampangan, Kota Semarang, Kamis (9/5) malam. Akibatnya, kaca mobil pecah dan beberapa bagian mobil rusak. Kasus ini ditangani polisi. Menanggapi hal itu, Megawati mengatakan, ”Masyarakat di Jateng sudah matang dan dewasa. Seharusnya tak perlu saling mengintimidasi.”
Sebelumnya di Kendal, sejumlah selebaran juga beredar menyerang pasangan petahana Bibit Waluyo-Sudijono Sastroatmodjo. Di selebaran itu, keduanya dituding melindungi koruptor. Ketua Badan Pengawas Pemilu Provinsi Jateng Abhan Misbah menunggu laporan pengaduan kasus tersebut.
Menjelang pilkada di Nusa Tenggara Barat pada Senin (13/5), Komisi Pemilihan Umum mendistribusikan logistik pilkada ke 10 kabupaten/kota. Diharapkan, seluruh logistik, di antaranya surat suara, sudah tiba sehari sebelumnya.
Sementara itu, meskipun Partai Golkar di Jakarta telah mengalihkan dukungannya terhadap Frans Lebu Raya-Benny Litelnoni (Frenly), Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Nusa Tenggara Timur belum menjalankan putusan tersebut. Alasannya, hal itu belum dibahas di DPD. Pada pilkada putaran kedua, yang digelar pada Kamis (23/5) mendatang, Frenly akan berhadapan dengan pasangan Esthon Foenay-Paul Tallo.(WHO/UTI/WEN/KOR/RUL/HEN/NIK)