Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terduga Teroris Lampung, dari Guru sampai Tukang Bakso

Kompas.com - 10/05/2013, 22:19 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri meringkus empat terduga teroris di Lampung pada Kamis (9/5/2013) dan Jumat (10/5/2013). Mereka terkait perampokan BRI Pringsewu, Lampung, pada 22 April 2013 lalu, yang diduga untuk mendanai aksi teror.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal (Pol) Boy Rafli Amar mengungkapkan, penangkapan pertama pada Kamis (9/5/2013) malam, yakni terhadap Solihin (41) alias Abdul Latif alias Dino alias Wawan Tataan. Solihin berperan melakukan survei tempat perampokan dan mengambil brankas. Solihin yang berprofesi sebagai tukang sablon baju sekolah ini mendapat bagian Rp 5 juta dari hasil perampokan itu.

Adapun pada penggeledahan di rumah kontrakan Solihin di Wai Kandis, polisi menemukan alat-alat dan perlengkapan yang digunakan untuk perampokan, seperti tiga baju kemeja lengan panjang, sebuah pisau lipat, penutup wajah, dua pasang sarung tangan, dan plastik pengikat tangan korban.

Polisi kemudian menangkap Muhammad Ali (19) alias Andika alias Dika alias Dwi Putra Mahardika. Ali juga mendapat bagian Rp 5 juta dari hasil perampokan itu.

"Pada saat perampokan, (Ali) bertugas sebagai pengikat costumer service dengan mengancam menggunakan pisau," kata Boy.

Penangkapan berlanjut pada Jumat (10/5/2013) pukul 05.30 terhadap Dedy Rofaizal (42) alias Faisal alias Jaka. Dia berprofesi sebagai guru di SMKN I Lampung. Dia mendapat bagian paling banyak di antara yang lain, yakni Rp 15 juta.

"Dia sebagai pelaku perampokan BRI unit Bulukarto dan sebagai penyedia sarana dan prasarana, motor dan safe house," ujar Boy.

Terakhir, pukul 09.30, Abu Nabila (48) alias bang Yos ditangkap. Dia sehari-hari merupakan penjual bakso kuah keliling. Dalam perampokan itu, Yos selaku pemantau di depan polsek. Dia mendapat bagian Rp 10 juta dari hasil perampokan.

Boy mengatakan, penangkapan ini merupakan pengembangan dari terduga teroris sebelumnya yang ditangkap di Jakarta, Tangerang Selatan, Bandung, Kendal, dan Kebumen. Total terduga teroris yang diringkus hingga saat ini sebanyak 24 orang, dan 7 orang di antaranya tewas. Keterlibatan mereka yakni ikut mengumpulkan dana untuk aksi teror.

Mereka telah beraksi merampok BRI Batang; BRI Grobogan; BRI Lampung; BRI Bandung; toko emas di Tambora, Jakarta Barat; kantor pos dan giro Bandung, serta percobaan pembakaran di Pasar Glodok, Jakarta Pusat. Total hasil rampokan mereka di BRI Batang, Grobogan, dan Lampung mencapai Rp 1,8 miliar.

Uang itu diduga telah digunakan untuk membeli bahan peledak, operasional dalam merencanakan aksi teror, dan melakukan pelatihan teror, selain juga diduga telah digunakan untuk mendanai aksi teror di Poso. Kelompok pimpinan Abu Roban ini juga diketahui terkait DPO teroris Santoso dan Autat Rawa, serta Abu Omar, pemasok senjata api dari Filipina.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Pendiri Mustika Ratu Mooryati Soedibyo Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun

    Pendiri Mustika Ratu Mooryati Soedibyo Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun

    Nasional
    Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada, KPU Siap Sempurnakan Sesuai Saran MK

    Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada, KPU Siap Sempurnakan Sesuai Saran MK

    Nasional
    Bongkar Pemerasan SYL, Jaksa KPK Bakal Hadirkan Sespri Sekjen Kementan di Pengadilan

    Bongkar Pemerasan SYL, Jaksa KPK Bakal Hadirkan Sespri Sekjen Kementan di Pengadilan

    Nasional
    MK Minta Sirekap Dikembangkan Lembaga Mandiri, KPU Singgung Kemandirian Penyelenggara Pemilu

    MK Minta Sirekap Dikembangkan Lembaga Mandiri, KPU Singgung Kemandirian Penyelenggara Pemilu

    Nasional
    Pelajaran Berharga Polemik Politisasi Bansos dari Sidang MK

    Pelajaran Berharga Polemik Politisasi Bansos dari Sidang MK

    Nasional
    Prabowo-Gibran Akan Pidato Usai Ditetapkan KPU Hari Ini

    Prabowo-Gibran Akan Pidato Usai Ditetapkan KPU Hari Ini

    Nasional
    Penetapan Prabowo-Gibran Hari Ini, Ganjar: Saya Belum Dapat Undangan

    Penetapan Prabowo-Gibran Hari Ini, Ganjar: Saya Belum Dapat Undangan

    Nasional
    Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

    Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | 'Dissenting Opinion' Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

    [POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | "Dissenting Opinion" Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

    Nasional
    Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

    Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

    Nasional
    Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

    Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

    Nasional
    Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

    Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

    Nasional
    Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

    Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

    Nasional
    PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

    PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com