Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tifatul: Fathanah dan Wanita-wanitanya Tak Ada Hubungan dengan PKS

Kompas.com - 10/05/2013, 09:17 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera Tifatul Sembiring angkat bicara soal ramainya pemberitaan terkait Ahmad Fathanah, tersangka kasus dugaan suap dan tindak pidana pencucian uang terkait kuota impor daging. Fathanah dikenal sebagai teman dekat Luthfi Hasan Ishaaq, Presiden PKS yang mundur setelah ditetapkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai tersangka dalam kasus yang sama. Tifatul memberikan komentar terkait Luthfi, Fathanah, dan kasus ini dalam beberapa poin tweet-nya pada Kamis (9/5/2013) malam.

Nama Fathanah semakin ramai di pemberitaan setelah diketahui memberikan berbagai hadiah "wah" kepada sejumlah wanita. Tifatul menilai, pemberitaan selama ini terkesan menempatkan Fathanah, kasusnya, dan PKS dalam satu kesatuan. Ia menegaskan, Fathanah bukan kader PKS.

"Kaitan AF (Ahmad Fathanah) dg bbrp wanita, itu adalah tanggung jawab pribadi AF. Di luar pengetahuan pengurus PKS. Dia bukan kader PKS. Pernyataan isteri AF bu Septi, bhw AF bukan kader PKS. Ayu Azhari: AF menjanjikan kerjaan show. Vitalia: AF kasih mobil dan berlian," papar Tifatul dalam akun Twitter-nya, @tifsembiring.

"Dan wanita2 lain, terkait AF yg tidak ada hubungannya dg PKS. Kutipan media yg meng-ulang2 kata AF, LHI, Wanita2, terkesan satu kesatuan. Kesimpulan: AF bukan kader PKS, memanfaatkan LHI. Minta uang kpd Laguna, u/ kepentingan pribadi. Yg tertangkap tangan adlh AF bukan LHI," lanjutnya.

Menurut Tifatul, Fathanah, yang dianggapnya mencoreng nama PKS, memang berteman dengan Luthfi. Masih dalam tweet-nya, Tifatul mengatakan, Fathanah pernah masuk penjara pada tahun 2005 karena melakukan wanprestasi voucer dan memalsukan tanda tangan Luthfi Hasan Ishaaq. Namun, ia tak menjelaskan lebih jauh terkait kasus yang pernah menjerat Fathanah ini.

"Info lain yg perlu diklarifikasi AF pernah di hukum di Thailand dan Australia. Stlh bebas AF kembali merapat kpd LHI," kata Menteri Komunikasi dan Informatika ini.

Selain itu, kata Tifatul, Fathanah selama ini memanfaatkan kedekatannya dengan Luthfi Hasan dan diduga menjual nama Luthfi untuk mendapatkan fee dan proyek-proyek untuk kepentingan pribadi.

Percobaan penyuapan

Terkait kasus yang menjerat Luthfi, menurut Tifatul, belum terjadi penyuapan, tetapi percobaan penyuapan.

"Jadi uang rp 1 Milyar itu tidak sampai ke LHI, disita KPK dr AF. Ketiga, kasus LHI dan saksi2: LHI ditahan dr DPP PKS sehari setelah AF ditangkap," ujarnya.

Menurutnya, KPK menyangka bahwa uang yang disita dari Fathanah akan diberikan kepada Luthfi Hasan.

Sejak meruaknya kasus ini, Tifatul mengatakan, berbagai cacian ditujukan kepada PKS, salah satunya melalui kartun yang beredar di media sosial. Pemanggilan sejumlah elite PKS dinilainya menjadi bahan pemberitaan yang "seksi" bagi media. 

"Hadir: Mentan Suswono, Dirjen, mantan dirjen, Ridwan ptra KH Hilmi, Sekjen PKS, Bendum PKS, Jazuli, isteri LHI. Besok KH Hilmi Aminuddin. Hari senin 13/5 rencananya Presiden PKS Anis Matta. Adiknya Saldi Matta sudah. Tidak tahu siapa lg yg akan menyusul," papar Tifatul.

"Wajar kader2 dan pengurus PKS bertanya ttg keadilan hukum. Ada kasus sebesar rp 1,3 Trilyun (rp 1.300 milyar) 2thn baru jadi tersangka. Tapi LHI kasusnya rp 1 Milyar, uang belum diterima. Langsung ditahan, digelandang malam2 dari kantor DPP PKS?" lanjutnya. 

Seperti diberitakan, kasus dugaan suap terkait kuota impor daging sapi berawal dari ditangkapnya Ahmad Fathanah bersama uang yang diduga suap dari PT Indoguna Utama. Diduga, uang ini merupakan commitment fee atas proyek impor daging sapi dari yang dijanjikan sebesar Rp 40 miliar kepada Luthfi Hasan. Dalam pengembangannnya, KPK menjerat Fathanah dan Luthfi atas dugaan tindak pidana pencucian uang.

Baca juga:
Kisah KPK Memburu Mobil-mobil Mewah Terkait Luthfi Hasan
Soal Mobil yang Akan Disita KPK, Luthfi Bilang Enggak 'Nonton' TV
Ada 'Daging' untuk Pak Luthfi...
Ditanya Mobil-mobil Mewahnya, Luthfi Cuma Senyum
Sederet Mobil Mewah Terkait Luthfi Hasan Ishaaq

Ikuti berita terkait kasus ini dalam topik:
Skandal Suap Impor Daging Sapi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

    TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

    Nasional
    Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

    Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

    Nasional
    Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

    Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

    Nasional
    Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

    Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

    Nasional
    Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

    Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

    Nasional
    Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

    Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | 'Amicus Curiae' Pendukung Prabowo

    [POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | "Amicus Curiae" Pendukung Prabowo

    Nasional
    Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

    Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

    Nasional
    Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

    Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

    Nasional
    Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

    Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

    Nasional
    GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

    GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

    Nasional
    Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

    Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

    Nasional
    Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

    Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

    Nasional
    Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

    Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com