Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baru Pertama Kerja, Buruh Pabrik Kuali Ditoyor dan Ditampar

Kompas.com - 08/05/2013, 14:20 WIB
Zico Nurrashid Priharseno

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Para pekerja di pabrik kuali yang menjadi korban perbudakan oleh para mandornya mengakui sudah mendapatkan kekerasan fisik sejak awal mereka bekerja di pabrik itu. Mulai dari ditoyor hingga ditampar.

Bagas (22), salah seorang pekerja yang bekerja di pabrik tersebut, mengatakan, ia dapat bekerja di pabrik yang terletak di Desa Lebak Wangi, Kecamatan Sepatan Timur, Tangerang, itu karena ajakan dari salah satu temannya. Ketika sesampainya di pabrik dengan dijemput oleh mandor, Bagas langsung digeledah. Uang, baju, sampai telepon selulernya disita oleh para mandor.

"Ketika penggeledahan, sudah langsung ditampar dan ditoyor sama mandor dan aparat. Katanya, besok sudah bisa langsung kerja," kata Bagas di kantor Kontras, Jakarta Pusat, Rabu (8/5/2013).

Tidak hanya itu, setiap orang di hari pertamanya bekerja diharuskan untuk saling pukul satu sama lain di depan para pekerja lainnya. Setelah itu, para pekerja yang diadu tadi masih mendapatkan pukulan dari para mandor hampir setiap harinya.

"Sehari kerja sudah mendapatkan perlakuan tidak kemanusiaan, disiksa, tonjok. Yang pernah mukul itu mandor, TNI, dan bos Yuki," ujar Bagas.

Hal senada juga dirasakan Nuryana, pekerja pencetak kuali. Jika dalam sehari tidak mencapai target yang diberikan oleh mandor, maka ia dan teman-temannya dipastikan akan mendapatkan kekerasan fisik.

"Pertama kali kerja saja langsung dipukuli dan diinjak-injak sama Tio, mandor yang dipecat bos Yuki. Dalam sehari target 200 kuali, kalau tidak dapat, pasti dipukuli oleh mandor, termasuk Yuki," ucap pria 22 tahun ini.

Bagi para pekerja di pabrik kuali ini, tindak kekerasan fisik yang diterimanya adalah makanan sehari-hari mereka. Bahkan, mereka sampai takut untuk melarikan diri dari pabrik karena ketatnya penjagaan yang dilakukan oleh pihak pabrik.

"Sudah banyak yang mau melarikan diri, tapi ketangkep-ketangkep juga, dipukulin-dipukulin juga. Tambah parah malahan dipukulinya," ucap Bagas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com