Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden: 1 Mei, Buruh Jangan Anarkistis

Kompas.com - 29/04/2013, 18:38 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berharap agar kalangan buruh berunjuk rasa secara tertib dalam peringatan Hari Buruh Internasional pada 1 Mei 2013 atau biasa disebut May Day. Tindakan anarkistis, kata Presiden, malah akan menimbulkan masalah bagi semua pihak.

Hal itu dikatakan Presiden saat menerima para pimpinan konfederasi dan serikat pekerja di Istana Negara, Senin (29/4/2013). Ikut hadir Wakil Presiden Boediono, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar, Menteri Perindustrian MS Hidayat, dan lainnya.

"Saya kira semua sepakat unjuk rasa buruh itu tertib, tidak merusak. Saya senang. Itulah demokrasi. Boleh ada ekspresi, ada sesuatu yang ingin dikritikkan kepada pemerintah, tapi tertib. Kalau tidak tertib, apalagi anarkis, membawa masalah bagi semua, bagi negara, perekonomian, industri dan pekerja sendiri," kata Presiden.

Presiden mengaku, ia ingin kesejahteraan pekerja semakin lama semakin baik. Menurut Presiden, tidak adil jika perekonomian tumbuh tinggi, industri berkembang baik, tetapi kondisi para pekerjanya tak berubah.

Hanya, tambah Presiden, peningkatan upah pekerja tentu harus disesuaikan dengan kemampuan perusahaan. Jika perusahaan merugi, apalagi bangkrut, kata Presiden, malah akan membuat persoalan baru.

"Maka, semua harus berkontribusi. Pekerja harus menjaga produktivitasnya, disiplinnya. Pemerintah memberikan bantuan kebijakan, regulasi dan iklim, manajemen perusahaan juga bekerja dengan baik. Dengan demikian, mereka juga tumbuh dan bisa memberikan kesejahteraan yang lebih besar lagi," kata Presiden.

Presiden menambahkan, jika ada masalah antara buruh dengan perusahaan, sebaiknya dibicarakan dengan baik. Pemerintah selalu terbuka untuk memfasilitasi dalam menyelesaikan masalah. Jika itu dilakukan, kata dia, pertumbuhan ekonomi akan terjaga.

"Coba ikuti perkembangan di Eropa. Ada negara yang penganggurannya mencapai 30 persen. Bisa dibayangkan kondisi sosial politik dan keamanan di negara-negara seperti itu. Krisis itu belum berakhir. Oleh karena itu, marilah kita jaga. Kalau ekonomi tumbuh, bisa ciptakan lapangan kerja, yang nganggur bisa kerja, yang bekerja kesejahteraan makin baik. Itu tujuan kita menjaga bersama ekonomi negeri ini," pungkas Presiden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Nasional
Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin 'Gemoy'

PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin "Gemoy"

Nasional
Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

Nasional
Sinyal 'CLBK' PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Sinyal "CLBK" PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Nasional
Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Nasional
Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Nasional
Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Nasional
Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasional
Ahmad Ali Akui Temui Prabowo untuk Cari Dukungan Maju Pilkada Sulteng

Ahmad Ali Akui Temui Prabowo untuk Cari Dukungan Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com