Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden SBY Genggam 7 Gelar "Honoris Causa"

Kompas.com - 24/04/2013, 05:44 WIB
Hindra Liauw

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Selama hampir 9 tahun menjabat sebagai kepala negara, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah mendapatkan setidaknya tujuh gelar honoris causa. Gelar non-akademis itu diberikan atas peran Presiden SBY di berbagai bidang, mulai dari pertanian, ekonomi, hukum, hingga politik.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, honoris causa adalah gelar yang diberikan kepada seseorang oleh perguruan tinggi sebagai penghormatan atas jasa-jasanya yang luar biasa dalam bidang ilmu atau dalam bidang kemasyarakatan.

Pada 2005, Presiden menerima dua gelar honoris causa. Gelar pertama didapat dari Universitas Webster, Inggris, untuk bidang hukum. Sedangkan gelar kedua datang dari Universitas Thammasat, Thailand, untuk bidang politik.

Pada 21 September 2006, Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat, memberikan gelar honoris causa di bidang pembangunan pertanian berkelanjutan kepada Kepala Negara. Penghargaan ini diberikan atas komitmen dan peran Presiden terkait upaya pembangunan pertanian modern yang berkelanjutan.

Selang dua bulan, tepatnya 27 November 2006, Presiden kembali mendapatkan gelar honoris causa. Kali ini dari Universitas Keio, Jepang. "Karena kontribusinya yang besar dalam membawa kestabilan politik dan ekonomi negaranya, serta menjadi figur pemimpin yang menonjol di kawasan Asia Timur dan mempunyai andil dalam mempererat hubungan Jepang dan Indonesia, maka Universitas Keio melalui Fakultas Manajemen Kebijakan memberi gelar kehormatan Doktor Honoris Causa bidang Pemerintahan dan Media kepada Susilo Bambang Yudhoyono," ujar siaran pers universitas tersebut.

Gelar honoris causa kelima diterima Presiden dari Universitas Tsinghua, Beijing, China, pada 23 Maret 2013. Gelar honoris causa bidang ekonomi diberikan atas keberhasilan Presiden dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang impresif. Politisi Demokrat ini juga dipandang berhasil mendorong kerja sama strategis antara China dan Indonesia, serta mengembangkan keamanan di kawasan ASEAN.

Selanjutnya, pada 19 Desember 2012, Universiti Utara Malaysia menganugerahi gelar honoris causa sebagai Pemimpin Perdamaian kepada Presiden. Gelar ini diberikan langsung oleh Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong di Istana Negara Malaysia, Kuala Lumpur.

Atas penghargaan dari Malaysia ini, Presiden menyatakan, "Saya juga merasa bangga dapat bergabung dengan sederetan tokoh penting seperti Margaret Thatcher, Tun Dr Mahatir Muhammad, dan Tun Abdullah Badawi yang telah mendapatkan penghargaan serupa."

Pada 2013, giliran Rajaratnam School of International Studies (RSIS), Nanyang Technological University, Singapura, yang memberikan gelar honoris causa. Kali ini, Kepala Negara memperoleh gelar honoris causa di bidang kepemimpinan dan pelayanan publik. Penghargaan ini diberikan di sela kunjungan Presiden ke Singapura, 22 April 2013.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

Nasional
Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Nasional
Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Nasional
Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Nasional
Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Nasional
Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Nasional
Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Nasional
Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Nasional
PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

Nasional
Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Nasional
Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Nasional
TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P 'Happy' di Zaman SBY...

TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P "Happy" di Zaman SBY...

Nasional
KPK Belum Terima Salinan Resmi Putusan Kasasi yang Menang Lawan Eltinus Omaleng

KPK Belum Terima Salinan Resmi Putusan Kasasi yang Menang Lawan Eltinus Omaleng

Nasional
'Groundbreaking' IKN Tahap Keenam: Al Azhar, Sekolah Bina Bangsa, dan Pusat Riset Standford

"Groundbreaking" IKN Tahap Keenam: Al Azhar, Sekolah Bina Bangsa, dan Pusat Riset Standford

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com