Analis Kasus Cebongan Harus Lihat CCTV di Hugo's Cafe

SEMARANG, KOMPAS.com — Mantan Pangdam IV/Diponegoro, Mayjen TNI Hardiono Saroso, mengaku berharap polemik kasus penyerangan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cebongan, Sleman, Yogyakarta, segera dihentikan.

Semua pihak juga diminta menghormati proses hukum yang berlaku. Meski begitu, ia mengaku bangga terhadap 11 pelaku yang memiliki jiwa kesatria sebagai prajurit, berani berbuat dan berani mempertanggungjawabkannya.

"Saya berharap polemik Cebongan dihentikan. Saya yakin orang yang membuat analisis tidak pernah melihat durasi CCTV yang sesungguhnya, apa yang terjadi di Hugo's Cafe," tandasnya, Rabu (10/4/2013).

Ia mengatakan, Serka Santoso yang meninggal dunia akibat dianiaya di Hugo's Cafe sedang melakukan tugas. Prajurit, ungkapnya, memiliki banyak tugas penting sehingga bisa berada di mana saja. "Sedang tugas," ujarnya.

Terkait dengan penegakan hukum kepada pelaku penyerangan di Lapas Cebongan, ia meminta semua pihak untuk menghormati. Semua bisa memonitor apa yang terjadi dalam proses hukum selanjutnya. "Kita harus hargai," tandasnya.

Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Sunindyo juga mengatakan, proses hukum akan terbuka. Ia mempersilakan bagi siapa saja untuk mengikuti persidangan itu. "Pimpinan TNI dan Polri juga sudah memberikan statement jelas, itu kita hormati saja," kata Sunindyo.

Saat ditanya apakah sudah bertemu dengan 11 pelaku penyerangan kasus Cebongan, Sunindyo mengatakan belum bertemu. "Saya kan baru datang, ya mohon doanyalah," ujar Sunindyo.