Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tubagus: Pakai 15 Senpi Laras Panjang, Pasti Aparat

Kompas.com - 02/04/2013, 12:07 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Tubagus Hasanuddin meyakini ada keterlibatan aparat keamanan dalam penyerangan Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Cebongan, Sleman, DI Yogyakarta. Pasalnya, menurut dia, hanya aparat yang bisa mengumpulkan senjata api laras panjang hingga 15 pucuk.

"Kalau ada indikasi mereka membawa 15 pucuk senjata api, itu pasti aparat. Kalau di luar aparat, 15 pucuk itu sulit didapat untuk di daerah Jawa, kecuali di Poso," kata Tubagus di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (2/4/2013).

Meski demikian, Tubagus menilai saat ini masih prematur untuk menyimpulkan dari kesatuan mana para pelaku. Untuk itu, ia menilai Panglima Kodam IV/Diponegoro Mayor Jenderal Hardiono Saroso terlalu dini membantah keterlibatan anggota TNI. Padahal, penyelidikan belum selesai.

Selain itu, lanjut Tubagus, terlalu dini juga jika menyimpulkan para pelaku berasal dari Komando Pasukan Khusus (Kopassus) hanya karena empat korban yang tewas merupakan tersangka pembunuhan anggota Kopassus.

Tubagus mempertanyakan sikap kepolisian yang tidak lengkap mengungkapkan jenis peluru. Kepolisian hanya menyebut amunisi yang ditemukan di tubuh para korban kaliber 7,62 mm. Padahal, katanya, ada empat macam amunisi kaliber 7,62 mm.

Pertama, kaliber 7,62 x 39 mm, kata dia, dipakai oleh kesatuan Brimob Polri. Kedua, kaliber 7,62 x 45 mm dipakai kesatuan Sabara Polri, ketiga kaliber 7,62 x 51 mm dipakai kesatuan teritorial untuk senpi serbu, dan keempat kaliber 7,62 x 61 mm untuk senpi mesin.

"Senpi AK-47 memang masih dipakai TNI. Senpi bekas perang dunia aja masih ada. Kopassus, Paskhas, masih pakai untuk latihan. TNI pakai AK buatan Rusia. Kalau AK yang sekarang dipakai Brimob lebih baru lagi," kata mantan perwira tinggi TNI itu.

Politisi PDI Perjuangan itu juga mempertanyakan mengapa tidak diungkap terkait selongsong peluru. Padahal, kata Tubagus, dari selongsong peluru yang tertinggal di lokasi, dapat diketahui amunisi dipakai kesatuan mana.

"Jadi, sekarang biarkanlah dulu tim investigasi dari mana pun melalukan pekerjaannya. Jangan dituduh dari institusi mana pun pelakunya. Siapa pun pelakunya harus ditindak keras. Ini penyerangan rumah negara, penyerangan institusi negara," pungkas mantan Sekretaris Militer itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    KPK Duga Hakim Agung Gazalba Saleh Cuci Uang Rp 20 Miliar

    KPK Duga Hakim Agung Gazalba Saleh Cuci Uang Rp 20 Miliar

    Nasional
    Gibran Bakal ke Istana Malam Ini, Bersama Prabowo?

    Gibran Bakal ke Istana Malam Ini, Bersama Prabowo?

    Nasional
    Surya Paloh Sebut Nasdem dan PKS Siap Bergabung ke Pemerintahan Prabowo maupun Jadi Oposisi

    Surya Paloh Sebut Nasdem dan PKS Siap Bergabung ke Pemerintahan Prabowo maupun Jadi Oposisi

    Nasional
    KPK Cek Langsung RSUD Sidoarjo Barat, Gus Muhdlor Sudah Jalani Rawat Jalan

    KPK Cek Langsung RSUD Sidoarjo Barat, Gus Muhdlor Sudah Jalani Rawat Jalan

    Nasional
    Bertemu Presiden PKS, Surya Paloh Akui Diskusikan Langkah Politik di Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Bertemu Presiden PKS, Surya Paloh Akui Diskusikan Langkah Politik di Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Nasional
    Respons Jokowi dan Gibran Usai Disebut PDI-P Bukan Kader Lagi

    Respons Jokowi dan Gibran Usai Disebut PDI-P Bukan Kader Lagi

    Nasional
    Wapres Ma'ruf Amin Doakan Timnas Indonesia U-23 Kalahkan Korsel

    Wapres Ma'ruf Amin Doakan Timnas Indonesia U-23 Kalahkan Korsel

    Nasional
    Soal Ahmad Ali Bertemu Prabowo, Surya Paloh: Bisa Saja Masalah Pilkada

    Soal Ahmad Ali Bertemu Prabowo, Surya Paloh: Bisa Saja Masalah Pilkada

    Nasional
    Prabowo Sangat Terkesan Anies-Muhaimin Hadiri Penetapan Hasil Pilpres 2024

    Prabowo Sangat Terkesan Anies-Muhaimin Hadiri Penetapan Hasil Pilpres 2024

    Nasional
    Prabowo: Saya Enggak Tahu Ilmu Gus Imin Apa, Kita Bersaing Ketat…

    Prabowo: Saya Enggak Tahu Ilmu Gus Imin Apa, Kita Bersaing Ketat…

    Nasional
    Prabowo: PKB Ingin Terus Kerja Sama, Mengabdi demi Kepentingan Rakyat

    Prabowo: PKB Ingin Terus Kerja Sama, Mengabdi demi Kepentingan Rakyat

    Nasional
    Jokowi: UU Kesehatan Direvisi untuk Permudah Dokter Masuk Spesialis

    Jokowi: UU Kesehatan Direvisi untuk Permudah Dokter Masuk Spesialis

    Nasional
    Cak Imin Titipkan Agenda Perubahan PKB ke Prabowo, Harap Kerja Sama Berlanjut

    Cak Imin Titipkan Agenda Perubahan PKB ke Prabowo, Harap Kerja Sama Berlanjut

    Nasional
    Gibran Cium Tangan Ma'ruf Amin Saat Bertemu di Rumah Dinas Wapres

    Gibran Cium Tangan Ma'ruf Amin Saat Bertemu di Rumah Dinas Wapres

    Nasional
    KPK Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli di Rutan

    KPK Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli di Rutan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com