JAKARTA, KOMPAS.com — Polisi yakin dapat mengungkap kasus penyerangan ke Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Namun, polisi menyatakan, keyakinan ini tetap membutuhkan dukungan dari beragam pihak.
"Kami yakin bisa, memang perlu dukungan juga," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal (Pol) Boy Rafli Amar pada acara Rakernis Humas Polri, di Hotel Maharadja, Jakarta Selatan, Selasa (26/3/2013). Dia mengatakan, saat ini penyidik bekerja keras mengumpulkan bukti dan keterangan saksi.
Selain beragam alat bukti yang ditemukan di lokasi kejadian, polisi meminta keterangan dari 45 saksi. Mereka adalah 13 petugas lapas serta 32 narapidana dan tahanan lapas. Kendati belum menemukan titik terang pelaku penyerangan, Boy meminta masyarakat bersabar menunggu hasil penyidikan.
"Jadi, hasilnya ini masih dilakukan analisis dan tentu diharapkan dari hasil penjelasan mereka (saksi) ditemukan petunjuk yang bisa membantu proses penyidikan," kata Boy. Dia menegaskan, pengungkapan kasus ini bukan soal polisi berani atau takut melakukannya.
"Pengungkapan perkara bukan (soal) takut atau tidak takut, tapi dikaitkan dengan proses penemuan alat bukti," tegas Boy. Bila ditemukan alat bukti yang dapat menunjang identifikasi pelaku, menurut dia, peluang pengungkapan kasus akan membesar dan dapat muncul titik terang.
Seperti diberitakan, kelompok bersenjata api laras panjang, pistol, dan granat datang menyerang lapas, Sabtu (23/3/2013) dini hari. Dalam peristiwa itu, empat tersangka kasus pembunuhan anggota Kopassus, Sersan Satu Santosa, ditembak mati.
Keempat tahanan itu adalah Gameliel Yermiyanto Rohi Riwu, Adrianus Candra Galaja, Hendrik Angel Sahetapi alias Deki, dan Yohanes Juan Manbait. Serangan pelaku dinilai sangat terencana. Mereka melakukan aksinya dalam waktu 15 menit dan membawa CCTV lapas. Pelaku diduga berasal dari kelompok bersenjata yang terlatih.
Berita terkait dapat dibaca dalam topik: Penyerangan di Lapas Sleman
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.