Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Caleg Pencari Kerja

Kompas.com - 25/03/2013, 01:57 WIB

Jakarta, Kompas - Ribuan pendaftar calon anggota legislatif periode 2014-2019 telah mengembalikan formulir ke sejumlah partai politik. Mereka berasal dari beragam latar belakang dan profesi. Namun, disinyalir banyak dari mereka yang memburu posisi di parlemen sebagai pekerjaan baru. Hal itu mesti diwaspadai karena akan menentukan kualitas wakil rakyat di masa depan.

Sampai Minggu (24/3), jumlah pendaftar calon anggota legislatif (caleg) yang mengembalikan formulir ke partai politik peserta Pemilu 2014 telah mencapai ribuan. Di Partai Demokrat, misalnya, yang saat ini masih menunggu ketua umum untuk menandatangani daftar caleg itu, tercatat sedikitnya 1.328 pendaftar. Jumlah pendaftar ke Partai Gerindra lebih dari 2.870 orang. Di Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) sudah 2.000-an formulir diambil mereka yang berminat.

Proses seleksi juga setiap hari dilakukan oleh parpol, di antaranya wawancara, penelusuran rekam jejak, uji kompetensi, uji kinerja, dan wawasan sebagai caleg. Dari hasil tes itu, meskipun banyak pendaftar yang berkualitas, banyak juga yang kapasitasnya dipertanyakan.

”Banyak orang yang tidak punya kapasitas itu terlihat saat tanya jawab. Saat ditanya mengapa ingin menjadi anggota DPR, misalnya, jawabannya tidak memuaskan. Ketika sampai ke pertanyaan tentang Pancasila dan UUD 1945, mereka mati kutu. Bilangnya setuju dengan perubahan UUD. Alasannya karena sudah diputuskan. Padahal, di manifesto Gerindra dijelaskan bahwa kami ingin kembali ke UUD 1945,” kata politisi Partai Gerindra, Permadi, yang ikut menyeleksi para pendaftar itu.

Menurut Permadi, dari para pendaftar itu terlihat banyak yang ingin mendapatkan gaji besar dengan pekerjaan enteng. Selama ini persepsi tentang anggota DPR adalah sosok yang punya uang cukup banyak. ”Ada yang mengaku petani di daerahnya, tapi begitu ditanya mau masuk komisi berapa di DPR, jawabannya komisi anggaran,” ujarnya.

Banyak pendaftar yang mengaku aktif di berbagai organisasi, tetapi saat diwawancarai terlihat mereka tidak punya kapasitas. ”Bahkan, begitu disebut nama Prabowo (Ketua Dewan Pembina Gerindra), semua mengatakan mendukung. Namun, begitu ditanya soal ekonomi kerakyatan (yang menjadi konsentrasi Prabowo), tidak bisa menjawab,” ujar Permadi.

Karena itu, parpol pun ekstra hati-hati dalam merekrut calon untuk lima tahun ke depan. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menetapkan beberapa ketentuan yang harus dilalui pendaftar caleg, yaitu uji kompetensi, uji kinerja, dan membangun jaringan. ”Mereka harus menguasai wawasan parlemen, mampu mempresentasikan ideologi partai, dan memiliki visi serta misi yang jelas. Hal itu kami lakukan agar mendapatkan calon anggota legislatif berkualitas, bukan sekadar untuk mencari pekerjaan,” tutur Ketua Lembaga Pemenangan Pemilu PKB Saifullah Mashum.

Partai Bulan Bintang (PBB) yang baru ditetapkan sebagai peserta pemilu nomor 14 oleh Komisi Pemilihan Umum juga sangat hati-hati dalam memilih calon. Menurut Sekretaris Komite Pemenangan Pemilu Pusat PBB Tumpal Daniel, caleg dari internal partai sangat berpeluang karena berpengalaman mengikuti pemilu sebelumnya dan memiliki kinerja baik. Untuk caleg dari luar partai, yang dipilih minimal setara atau lebih baik kualitasnya dibandingkan caleg dari internal partai. ”Hal itu kami lakukan agar mendapatkan caleg yang berkualitas, bukan sekadar caleg yang mencoba mengadu nasib atau mencari pekerjaan,” katanya.

Partai Demokrat, menurut Ketua Tim Satuan Tugas Penjaringan Bakal Calon Anggota Legislatif Suaidi Marasabessy, punya kriteria untuk kelolosan calon. ”Kompetensi mereka untuk menjadi anggota DPR, memiliki integritas dan popularitas dan jaringan agar diketahui rakyat,” ujarnya.

Suaidi menambahkan, pihaknya tidak akan otomatis memasukkan kader partai yang saat ini sudah duduk di parlemen.  (EDN/K04/*/ONG)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com