Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

NTT Tunggu Rekapitulasi

Kompas.com - 22/03/2013, 03:14 WIB

Kupang, Kompas - Untuk menghindari kesimpulan yang salah, Komisi Pemilihan Umum Provinsi Nusa Tenggara Timur menghentikan perhitungan sementara hasil pemilu kepala daerah di provinsi itu. Para calon diminta menunggu rekapitulasi perhitungan suara pada Rabu (27/3).

Hal itu diungkapkan Juru Bicara Komisi Pemilihan Umum (KPU) Nusa Tenggara Timur (NTT) Djidon Dehaan, di Kupang, Kamis. ”KPU menghentikan perhitungan suara sementara Pemilu Kepala Daerah (Pilkada) Provinsi NTT. Tujuannya untuk menghindari kesimpulan yang salah dari warga, selain agar rekapitulasi mendatang lebih bermakna. Keputusan ini disetujui bersama lima kandidat,” ujarnya.

Sebelumnya, pilkada dilaksanakan pada Senin (18/3). KPU NTT mengumumkan hasil sementara. Pengumuman itu untuk menjawab keinginan masyarakat atas hasil pilkada.

Menurut Djidon, KPU akan berpegang pada hasil perhitungan manual yang kini berjalan secara berjenjang, mulai dari tingkat kecamatan, kabupaten, hingga provinsi. ”Pada saat rekapitulasi itu, semua klaim kemenangan dan keberatan lima pasangan calon gubernur dan wakil gubernur akan diuji bersama. Apakah satu putaran atau dua putaran, semuanya ditentukan pada rekapitulasi itu. Jadi, sabar dan tunggu, sambil menjaga keamanan dan ketertiban,” paparnya.

Jamin tak ada manipulasi

Djidon juga menjamin pada perhitungan nanti tidak akan ada manipulasi data terkait dengan surat suara. ”Kalau ada yang berani memanipulasi surat suara, itu sangat berbahaya karena dia akan berhadapan dengan hukum. Itu dokumen negara yang tak boleh disalahgunakan untuk kepentingan tertentu,” tuturnya.

Adapun hasil perhitungan sementara KPU sebelum dihentikan tercatat sudah 1.775.660 suara atau 58,66 persen suara terkumpul dari total 3.027.283 suara. Sejauh ini, pasangan Frans Lebu Raya-Benny Litelnoni masih unggul dengan 541.252 suara atau 30,48 persen, disusul pasangan Esthon Foenay-Paul Tallo dengan 437.332 suara atau 24,63 persen, Ibrahim Medah-Emanuel Lakalena dengan 413.110 suara atau 23,27 persen, Chris Rotok-Paul Liyanto dengan 208.600 suara atau 11,75 persen, dan Benny K Harman-Willem Nope dengan 175.366 suara atau 9,88 persen.

Dosen Universitas Katolik Widya Mandira, Kupang, Urbanus Hurek, mengemukakan, apabila jumlah kelompok yang tidak memilih seperti pada pilkada 2007, yaitu 20 persen, sisa suara yang masuk hanya 10-25 persen.

Ganjar yakin solid

Calon gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo yang berkunjung ke Kantor Perwakilan Harian Kompas Jateng di Semarang menyatakan, pihaknya harus mengayomi banyak orang termasuk tokoh dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) di Jateng. Upaya ini diharapkan dapat memperkuat konsolidasi menjelang pilkada pada 26 Mei.

”Ibu Megawati (Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri) berpesan agar konsolidasi harus terus-menerus supaya calon yang ditetapkan memperoleh dukungan penuh dari kader dan pengurus PDI-P,” ujarnya.

Soal popularitasnya di Jateng, Ganjar mengaku belum sepopuler calon lainnya. Akan tetapi, setelah dicalonkan, Ganjar merasa perlahan-lahan dukungan terhadap dia mulai mengalir. Ia juga menyambut positif saran untuk merangkul tokoh-tokoh di Jateng.

Terkait dengan pilkada di Nusa Tenggara Barat, Panitia Pengawas Pemilu masih menemukan 55.531 pemilih ganda yang tersebar di 10 kecamatan di Kabupaten Lombok Barat.(KOR/WHO/UTI/SON/RUL)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com