Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden: Kunjungan ke LN untuk Kepentingan Bangsa

Kompas.com - 08/03/2013, 04:53 WIB

BUDAPEST, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menekankan bahwa setiap kunjungan luar negeri (LN) yang dilakukannya adalah demi kepentingan rakyat dan bangsa, selain memang ada penambahan jumlah acara wajib yang harus dihadiri oleh Presiden Indonesia seiring dengan meningkatnya prestasi Indonesia di luar negeri.

"Tidak mungkin saya pergi ke luar negeri kalau tidak ada urgensi dan kepentingan untuk rakyat kita atau bangsa kita. Saya kira dalam interaksi internasional yang makin intensif seperti ini memang tidak bisa dielakkan kita menjadi regional power dengan global out reach," kata Presiden Yudhoyono dalam keterangan persnya di Budapest, Kamis (7/3/2013) petang waktu setempat.

Presiden memberikan penjelasan itu menjawab pertanyaan wartawan menyusul pernyataan salah seorang tokoh di Tanah Air tentang kunjungan Presiden ke luar negeri.

Menurut Presiden, acara-acara wajib yang harus dihadiri oleh presiden Indonesia saat ini jauh lebih banyak dari sebelumnya. Presiden kemudian mencontohkan mengenai perubahan jadwal penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN, yang semula satu kali dalam satu tahun menjadi dua kali dalam satu tahun.

Indonesia merupakan salah satu pendiri organisasi yang bertujuan untuk menjaga stabilitas di kawasan itu.

Presiden juga menyebutkan bahwa sebelumnya Indonesia tidak menjadi anggota negara kelompok ekonomi 20 atau G-20. "Sekarang ada G-20, yang summit G-20 minimal sekali (dalam satu tahun), bisa-bisa dua kali," katanya seraya menambahkan sejumlah agenda internasional yang lain, misalnya Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dan East Asia Summit (EAS).

Presiden menilai, sebetulnya kunjungan atau kegiatan kepala negara atau kepala pemerintahan yang wajib dihadiri oleh seorang presiden Indonesia lebih banyak lagi. Namun, pihaknya telah melakukan penyaringan.

"Sangat saya saring, kita batasi, sebagian saya wakilkan kepada wakil presiden, sebagian dilakukan oleh menteri luar negeri atau menteri-menteri yang lain," katanya.

Presiden menekankan bahwa acara yang dihadiri hanya merupakan acara wajib ditambah sejumlah komitmen yang tidak mungkin tidak dipenuhi.

Presiden mencontohkan kunjungan kerjanya ke Berlin, Jerman, sebagai sebuah bentuk komitmen Indonesia pada kerja sama kedua negara.

"Kerja sama Indonesia dengan Jerman sangat penting. Presiden Jerman sudah berkunjung ke Indonesia pada 2011, Kanselir Jerman sudah berkunjung ke Indonesia pada 2012. Ketika saya diundang untuk menggalakkan kepariwisataan di Indonesia dengan forum ITB (Internationale Tourismus Borse) tentu ada urgensi saya, ada keperluan saya untuk berkunjung selama dua hari," katanya menjelaskan kunjungan kerjanya.

Kemudian, tambah Presiden, Indonesia tidak pernah membayangkan akan mendapat kehormatan untuk menjadi ketua bersama sebuah panel PBB guna membahas agenda pembangunan pasca-2015 bersama dengan Perdana Menteri Inggris David Cameron dan Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf.

"Waktunya (menyelesaikan tugas) hanya kurang lebih enam sampai tujuh bulan. Itulah kita kerja maraton bertemu pertama kali di New York; lalu London; Monrovia; Bali; dan kelima, kembali ke New York. Tentu saya tidak bisa mewakilkan karena sebagai ketua dalam forum itu," katanya.

Namun, menurut Presiden, tidak mungkin ia melakukan kunjungan ke luar negeri jika tidak ada kemendesakan dan kepentingan untuk rakyat atau bangsa.

"Jadi sebenarnya tidak boleh dikatakan saya lebih sering melakukan kunjungan ke luar negeri dibandingkan pendahulu-pendahulu saya. Itu fakta," katanya.

Presiden juga menjelaskan jika pihaknya akan selalu berusaha mempercepat waktu kunjungan dengan sejumlah efisiensi. Ia kemudian mencontohkan kunjungan kerjanya di Berlin yang memiliki agenda padat.

Presiden Yudhoyono melakukan kunjungan ke Berlin pada 3-6 Maret 2013. Presiden beserta rombongan tinggal landas dari Bandara Halim Perdanakusuma pada 3 Maret 2013 sekitar pukul 09.00 WIB dan tiba di Berlin pada 3 Maret 2013 sekitar pukul 20.00 waktu setempat.

Pada 4 Maret 2013, agenda Presiden di Berlin adalah melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Jerman Joachaim Gauck, memberikan pidato kunci dalam acara santap siang dengan para pengusaha Jerman dan Indonesia, menerima CEO sejumlah perusahaan Jerman, melakukan penghormatan kepada para pahlawan sebagai rangkaian acara kenegaraan, menerima kunjungan kehormatan Menlu Jerman Guido Westerwelle, dan menghadiri jamuan santap malam di Istana Presiden Jerman.

Kemudian pada 5 Maret 2013, agenda Presiden adalah menerima kunjungan kehormatan mantan Presiden Jerman Horst Kohler yang merupakan anggota panel pembahas agenda pembangunan pasca-2015, melakukan pertemuan dengan Wali Kota Berlin Klaus Wowereit, melakukan pertemuan bilateral dengan Kanselir Jerman Angela Merkel, dan membuka pameran wisata ITB.

Pada 6 Maret 2013 pukul 09.00 waktu setempat, Presiden meninggalkan Berlin menuju Budapest, Hongaria.

Sebelum melakukan kunjungan kerja ke Jerman dan Hongaria, Presiden Yudhoyono pada 30 Januari hingga 7 Febuari 2013 melakukan kunjungan kerja ke Monrovia (Liberia), Nigeria, Arab Saudi, dan Mesir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menko Polhukam Pastikan Pengamanan Rangkaian Perayaan Paskah di Indonesia

Menko Polhukam Pastikan Pengamanan Rangkaian Perayaan Paskah di Indonesia

Nasional
Enam Menteri Jokowi, Ketua DPR, Ketua MPR, dan Kapolri Belum Lapor LHKPN

Enam Menteri Jokowi, Ketua DPR, Ketua MPR, dan Kapolri Belum Lapor LHKPN

Nasional
Soal Pengembalian Uang Rp 40 Juta ke KPK, Nasdem: Nanti Kami Cek

Soal Pengembalian Uang Rp 40 Juta ke KPK, Nasdem: Nanti Kami Cek

Nasional
Kubu Anies-Muhaimin Minta 4 Menteri Dihadirkan Dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Kubu Anies-Muhaimin Minta 4 Menteri Dihadirkan Dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Selain Menteri PDI-P, Menteri dari Nasdem dan 2 Menteri PKB Tak Ikut Buka Puasa Bersama Jokowi

Selain Menteri PDI-P, Menteri dari Nasdem dan 2 Menteri PKB Tak Ikut Buka Puasa Bersama Jokowi

Nasional
Imigrasi Bakal Tambah 50 'Autogate' di Bandara Ngurah Rai

Imigrasi Bakal Tambah 50 "Autogate" di Bandara Ngurah Rai

Nasional
Diminta Timnas Anies-Muhaimin Hadiri Sidang MK, Sri Mulyani Senyum dan Geleng-geleng Kepala

Diminta Timnas Anies-Muhaimin Hadiri Sidang MK, Sri Mulyani Senyum dan Geleng-geleng Kepala

Nasional
Imigrasi Terapkan SIMKIM di PLBN Buat Pantau Pelintas Batas

Imigrasi Terapkan SIMKIM di PLBN Buat Pantau Pelintas Batas

Nasional
Imigrasi Bakal Terapkan 'Bridging Visa' Buat WNA Sedang Urus Izin Tinggal

Imigrasi Bakal Terapkan "Bridging Visa" Buat WNA Sedang Urus Izin Tinggal

Nasional
Muncul Wacana Cak Imin Maju di Pilgub Jatim, Dewan Syuro PKB: Fokus Kawal MK

Muncul Wacana Cak Imin Maju di Pilgub Jatim, Dewan Syuro PKB: Fokus Kawal MK

Nasional
Seluruh Kantor Imigrasi Kini Layani Pembuatan Paspor Elektronik

Seluruh Kantor Imigrasi Kini Layani Pembuatan Paspor Elektronik

Nasional
KPK Sebut Nasdem Sudah Kembalikan Rp 40 Juta dari SYL

KPK Sebut Nasdem Sudah Kembalikan Rp 40 Juta dari SYL

Nasional
17 Agustus 2024, Paspor RI Ganti Warna

17 Agustus 2024, Paspor RI Ganti Warna

Nasional
Komisi VIII DPR Harap Resolusi Gencatan Senjata di Gaza Akhiri Penderitaan Rakyat Palestina

Komisi VIII DPR Harap Resolusi Gencatan Senjata di Gaza Akhiri Penderitaan Rakyat Palestina

Nasional
PAN Sebut Susunan Kabinet Prabowo Akan Dibahas Usai Gugatan di MK Selesai

PAN Sebut Susunan Kabinet Prabowo Akan Dibahas Usai Gugatan di MK Selesai

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com