Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marzuki Mengeluh Pidato Anas Terus Muncul di Berita

Kompas.com - 01/03/2013, 15:09 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum selama sepekan ini hampir mendominasi pemberitaan politik. Dalam tiga hari belakangan, Anas melakukan wawancara khusus dengan stasiun televisi. Topiknya masih terkait pidato saat dia berhenti dari Ketua Umum Partai Demokrat. Seringnya pemberitaan soal Anas ini rupanya dikeluhkan seniornya dulu di Partai Demokrat, Marzuki Alie.

"Saya lihat ucapan Anas itu pagi, siang, sore, malam. Selalu diulang-ulang 'Ini halaman pertama, masih ada halaman-halaman berikutnya'. Ini kayaknya di republik ini enggak ada berita baiknya," ucap Marzuki di Kompleks Parlemen, Jumat (1/3/2013).

Tak hanya mengeluhkan banyaknya pemberitaan soal Anas, Marzuki pun mengkritisi tak munculnya berita tentang kinerja pemerintah, DPR, dan lembaga negara lain untuk menunjukkan bahwa pemimpin negeri ini tak seburuk yang dibayangkan. "Negara ini lama-lama dibodoh-bodohi karena tidak ada lagi berita bagusnya," katanya.

Marzuki pun menyoroti sikap Anas yang membuat banyak pernyataan ke media massa. Menurut dia, tidak perlu ada kader partainya yang merasa terzalimi. "Tidak perlu merasa dizalimi, enggak ada zalim-zaliman di dalam (partai) kami. Saya sendiri enggak pernah menzalimi orang karena tahu bagaimana sakitnya dizalimi," ucap Marzuki.

Seperti diberitakan, Anas Urbaningrum ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus dugaan penerimaan gratifikasi terkait proyek Hambalang dan proyek lainnya. Anas menilai, penetapan tersangka pada dirinya itu bermuatan politis.

Dia mencontohkan peristiwa politik di balik penetapan dirinya sebagai tersangka adalah saat dia diminta untuk fokus menghadapi proses hukum, padahal ia belum menjadi tersangka. Setelah KPK menetapkan dia sebagai tersangka, Anas memutuskan berhenti dari jabatan ketua umum Partai Demokrat.

Sebelumnya, di sela umrah, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono meminta agar KPK segera memperjelas status Anas. Belum juga ada perubahan status Anas, tiba-tiba beredar draf surat perintah penyidikan (sprindik) dengan Anas sebagai tersangka, yang belakangan diakui KPK merupakan dokumen asli. Anas mengatakan bahwa semua peristiwa itu adalah satu kesatuan utuh yang saling terkait.

Berita terkait dapat dibaca dalam topik: Krisis Demokrat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Dilaporkan ke Dewas, Wakil Ketua KPK Bantah Tekan Pihak Kementan untuk Mutasi Pegawai

    Dilaporkan ke Dewas, Wakil Ketua KPK Bantah Tekan Pihak Kementan untuk Mutasi Pegawai

    Nasional
    Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

    Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

    Nasional
    Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

    Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

    Nasional
    Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

    Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

    Nasional
    Logo dan Tema Hardiknas 2024

    Logo dan Tema Hardiknas 2024

    Nasional
    Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

    Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

    Nasional
    PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

    PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

    Nasional
    Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Nasional
    BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

    BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

    Nasional
    Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

    Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

    Nasional
    GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

    GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

    Nasional
    Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

    Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

    Nasional
    Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

    Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

    Nasional
    Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

    Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

    Nasional
    Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

    Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com