Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mari Membaca Buku Anas

Kompas.com - 26/02/2013, 06:43 WIB
Joseph Osdar

Penulis

KOMPAS.com - ”Hari ini saya menyatakan bahwa ini baru halaman pertama. Masih banyak halaman berikut,” kata Anas Urbaningrum ketika melepaskan jabatan Ketua Umum Partai Demokrat di Jakarta, Sabtu (23/2/2013), setelah ia dinyatakan sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi proyek Hambalang sehari sebelumnya.

Sambil menunggu halaman-halaman baru itu, mari membaca cuplikan-cuplikan dari beberapa halaman buku lama Anas yang diterbitkan tahun 2009 berjudul Bukan Sekadar Presiden-Daya Gugah SBY sebagai Seorang Pemimpin.

Riwayat singkat Anas dalam buku ini antara lain dituliskan, lahir di Blitar, 15 Juli 1969, Ketua Umum PB HMI 1997-1999, anggota KPU 2001-2005, Ketua DPP Partai Demokrat 2005- sekarang (2009), dan meraih penghargaan Bintang Jasa Utama dari Presiden tahun 1999.

Kita buka halaman 241 di bawah subjudul SBY sebagai Ikon Partai Demokrat. ”Saya ingin menegaskan bahwa sebagai partai yang berasaskan Pancasila, Partai Demokrat bukanlah partai primordial.... Pengusungan nama SBY tidak serta-merta menjadikan partai ini sebagai partai yang menganut kepemimpinan dengan pola ketaatan pejah-gesang (mati-hidup).... Posisi SBY sebagai Ketua Dewan Pembina tidak memiliki kekuasaan absolut.... Ketika SBY berhasil memegang tampuk kepemimpinan bangsa ini, SBY tidak lagi milik keluarga Partai Demokrat, namun SBY adalah milik rakyat Indonesia,” tulis Anas saat itu.

Di bawah subjudul Adil Itu Mudah bagi Orang yang Amanah, Anas membuka tulisan, ”Oktober 2008 adalah bulan yang tersulit bagi SBY dan seluruh keluarga besarnya.”

Ia menuliskan tentang penahanan mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia Aulia Pohan yang juga besan SBY oleh Komisi Pemberantasan Korupsi atas tuduhan penyelewengan dana BI.

”Seorang anggota keluarga dekat Presiden harus masuk tahanan. Inilah harga yang harus dibayar bagi sebuah amanah rakyat,” ujarnya.

”.... Hingga tinta emas sejarah bangsa ini mencatat bahwa SBY adalah orang yang teguh dalam pendirian. Ia membuka mata semua rakyat bahwa pemberantasan korupsi yang dikampanyekan bukan omong kosong, bukan tebang pilih,” tulis Anas.

Ketua Umum Partai Demokrat 2005-2010 Hadi Utomo mengatakan, buku ini sangat berguna bagi siapa saja yang ingin mengenal dan mendalami figur SBY....”

Komentar yang sama disampaikan dalam buku itu oleh Akbar Tandjung, Zulkifli Hasan (Sekjen PAN), Muhaimin Iskandar, dan Lukman Hakim Saifuddin (sekarang Wakil Ketua MPR).

Apa yang tertulis tetap tertulis. Coba kita baca buku itu lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

    Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

    [POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

    Nasional
    Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

    Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

    Nasional
    Soal Perpanjangan Kontrak Shin Tae-yong, Menpora: Prinsipnya Kami Ikuti PSSI

    Soal Perpanjangan Kontrak Shin Tae-yong, Menpora: Prinsipnya Kami Ikuti PSSI

    Nasional
    Soal Potensi Jadi Ketum Golkar, Bahlil: Belum, Kita Lihat Saja Prosesnya

    Soal Potensi Jadi Ketum Golkar, Bahlil: Belum, Kita Lihat Saja Prosesnya

    Nasional
    Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

    Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

    Nasional
    Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami 'Fine-fine' saja, tapi...

    Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami "Fine-fine" saja, tapi...

    Nasional
    e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

    e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

    Nasional
    Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

    Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

    Nasional
    MK Buka Kans 4 Menteri Jokowi Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres

    MK Buka Kans 4 Menteri Jokowi Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres

    Nasional
    Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Sri Mulyani dan Risma di Sidang Sengketa Pilpres

    Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Sri Mulyani dan Risma di Sidang Sengketa Pilpres

    Nasional
    4 Jenderal Bagikan Takjil di Jalan, Polri: Wujud Mendekatkan Diri ke Masyarakat

    4 Jenderal Bagikan Takjil di Jalan, Polri: Wujud Mendekatkan Diri ke Masyarakat

    Nasional
    Berkelakar, Gus Miftah: Saya Curiga Bahlil Jadi Menteri Bukan karena Prestasi, tetapi Lucu

    Berkelakar, Gus Miftah: Saya Curiga Bahlil Jadi Menteri Bukan karena Prestasi, tetapi Lucu

    Nasional
    Dua Menteri PDI-P Tak Hadiri Bukber Bareng Jokowi, Azwar Anas Sebut Tak Terkait Politik

    Dua Menteri PDI-P Tak Hadiri Bukber Bareng Jokowi, Azwar Anas Sebut Tak Terkait Politik

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com