Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibas Tak Akan Dicalonkan Jadi Ketua Umum Demokrat

Kompas.com - 25/02/2013, 13:19 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) dipastikan tidak akan diproyeksikan sebagai ketua umum DPP Demokrat yang akan menggantikan Anas Urbaningrum. Hal ini dipertegas dengan pernyataan Ketua Majelis Tinggi Susilo Bambang Yudhoyono yang mengatakan Ibas akan tetap menjadi Sekjen sampai 2015.

"Pak SBY bilang, Mas Ibas akan melaksanakan tugasnya sebagai Sekjen sampai 2015. Itu kalimat SBY. Jadi, tidak akan seperti disebut pengamat sebagai persiapan menjadi ketua umum," ujar anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat, Marzuki Alie, di Gedung Kompleks Parlemen, Senin (25/2/2013).

Menurutnya, meski menyampaikan analisisnya dengan jujur, pengamat sering kali salah. "Sayangnya, sering salah. Saya bisa buktikan apa yang mereka prediksi sering kali salah karena jujur melihatnya. Padahal, banyak aspek di balik itu yang tidak diketahui," kata Ketua DPR ini.

Menurut Marzuki, menilai partai politik tidak bisa melihatnya dengan hati nurani saja. "Karena kami tahu parpol banyak kemasannya. Kalau dilihat dengan mata jujur, akan menjadi salah," katanya.

Ia mengungkapkan, untuk mengisi kevakuman kepemimpinan di Partai Demokrat, Wakil Ketua Umum seharusnya menggelar kongres luar biasa untuk mencari ketua umum baru. Namun, belum diketahui pasti siapa kandidatnya dan waktu pelaksanaan KLB itu. Dalam Kongres Partai Demokrat pada Mei 2010 silam, ada tiga kandidat maju yang bertarung, yaitu Marzuki Alie, Andi Mallarangeng, dan Anas Urbaningrum. Pertarungan dimenangkan oleh Anas Urbaningrum. Dari tiga kandidat itu, kini hanya tersisa Marzuki Alie yang berpeluang karena Andi Mallarangeng juga sudah menyatakan mundur dari kepengurusan Demokrat setelah ditetapkan menjadi tersangka kasus Hambalang.

Saat ditanya tentang kesiapannya diusung sebagai ketua umum dalam KLB, Marzuki enggan berkomentar. "Saya bisa kan tidak komentar? Kalau enggak boleh, yah jawab aja seenak-enaknya," kata dia.

Berita terkait dapat diikuti dalam topik:
Skandal Proyek Hambalang
Krisis Demokrat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi Ke Mahkamah Agung

    Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi Ke Mahkamah Agung

    Nasional
    Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

    Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

    Nasional
    Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

    Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

    Nasional
    Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

    Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

    Nasional
    Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

    Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

    Nasional
    JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

    JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

    Nasional
    Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

    Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

    Nasional
    Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

    Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

    Nasional
    DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

    DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

    Nasional
    Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

    Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

    Nasional
    Prabowo Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

    Prabowo Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

    Nasional
    Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

    Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

    Nasional
    Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

    Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

    Nasional
    Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

    Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

    Nasional
    Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

    Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com