Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marzuki Persilakan Anas Urbaningrum Buka-bukaan soal Demokrat

Kompas.com - 25/02/2013, 13:00 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat Marzuki Alie mempersilakan mantan Ketua Umum Anas Urbaningrum untuk membongkar hal-hal yang dianggapnya tidak pantas dalam Partai Demokrat. Marzuki mengatakan, tak ada kekhawatiran dari Partai Demokrat.

"Bukan berarti kami menutup-nutupi hal-hal yang tidak baik. Kalau ada yang tidak pantas, dibongkar silakan. Tidak perlu khawatir. Yang penting, kepentingan negara segala-galanya," ujar Marzuki di Gedung Kompleks Parlemen, Senayan, Senin (25/2/2013).

Sebelumnya, dalam pidato pengunduran dirinya, Anas mengatakan bahwa mundurnya ia dari Demokrat bukan akhir segalanya. Ia mengatakan, apa yang dialaminya saat ini baru halaman pertama. Ada halaman-halaman berikutnya yang akan diungkapnya. Anas menilai, apa yang terjadi masih berkaitan dengan Kongres Demokrat 2010 saat ia bertarung memperebutkan kursi ketua umum. Ia mengibaratkan dirinya sebagai bayi yang tidak diharapkan lahir.

Menurut Marzuki, kalimat yang diungkap Anas dalam pidatonya merupakan luapan emosi setelah ditetapkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai tersangka kasus dugaan gratifikasi proyek Hambalang. Namun, Marzuki meyakini, Anas memiliki sifat kenegarawanan yang memikirkan kepentingan yang lebih besar.

"Kami menghargai apa pun, tapi kami tidak perlu merespons karena kami merasakan situasi kebatinan Mas Anas pada saat dinyatakan sebagai tersangka. Kami harus pahami itu, bergejolak dan sebagainya. Jadi, biarlah Mas Anas menenangkan dirinya dulu," kata Marzuki.

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat ini yakin, Anas tidak mungkin melakukan hal yang merusak Demokrat. "Jadi, saya rasa, (Anas) mau menceritakan sesuatu yang menurut kami tidak ada yang luar biasa," ucap Marzuki.

Seperti diberitakan, Anas Urbaningrum mundur dari posisi Ketua Umum Partai Demokrat tak lama setelah dirinya dinyatakan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi proyek Hambalang. Dengan mundurnya Anas, praktis posisi ketua umum kosong. Di dalam sambutannya, Anas juga menyebutkan bahwa pengunduran dirinya ini bukanlah akhir segalanya.

"Hari ini, saya nyatakan ini baru permulaan. Ini baru awal dari langkah-langkah besar. Ini baru halaman pertama. Masih banyak halaman berikutnya yang akan kita buka dan kita baca bersama untuk kebaikan kita bersama," kata Anas saat jumpa pers di Kantor DPP Partai Demokrat di Jakarta, Sabtu (23/2/2013).

Hal itu dikatakan Anas menyikapi anggapan atau ramalan dari pihak-pihak yang menyebut penetapan dirinya sebagai tersangka terkait dugaan korupsi proyek Hambalang merupakan akhir dari segalanya. Anas menambahkan, dalam kondisi apa pun, dia akan tetap berkomitmen untuk memberikan hal yang berharga bagi masa depan politik di Indonesia. "Jadi, ini bukan tutup buku. Ini pembukaan buku halaman pertama. Saya yakin halaman berikutnya akan makin bermakna bagi kepentingan kita bersama," kata Anas.

Berita terkait dapat diikuti dalam topik:
Skandal Proyek Hambalang
Krisis Demokrat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

    Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

    Nasional
    Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

    Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim "Amicus Curiae" ke MK

    Nasional
    Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

    Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim "Amicus Curiae" ke MK

    Nasional
    PPP Tak Lolos ke DPR karena Salah Arah Saat Dukung Ganjar?

    PPP Tak Lolos ke DPR karena Salah Arah Saat Dukung Ganjar?

    Nasional
    Kubu Prabowo Sebut 'Amicus Curiae' Megawati soal Kecurangan TSM Pilpres Sudah Terbantahkan

    Kubu Prabowo Sebut "Amicus Curiae" Megawati soal Kecurangan TSM Pilpres Sudah Terbantahkan

    Nasional
    BMKG Minta Otoritas Penerbangan Waspada Dampak Erupsi Gunung Ruang

    BMKG Minta Otoritas Penerbangan Waspada Dampak Erupsi Gunung Ruang

    Nasional
    Demokrat Tak Resisten jika Prabowo Ajak Parpol di Luar Koalisi Gabung Pemerintahan ke Depan

    Demokrat Tak Resisten jika Prabowo Ajak Parpol di Luar Koalisi Gabung Pemerintahan ke Depan

    Nasional
    Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

    Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

    Nasional
    Aktivis Barikade 98 Ajukan 'Amicus Curiae', Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

    Aktivis Barikade 98 Ajukan "Amicus Curiae", Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

    Nasional
    Kepala Daerah Mutasi Pejabat Jelang Pilkada 2024 Bisa Dipenjara dan Denda

    Kepala Daerah Mutasi Pejabat Jelang Pilkada 2024 Bisa Dipenjara dan Denda

    Nasional
    KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

    KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

    Nasional
    Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

    Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

    Nasional
    Apa Gunanya 'Perang Amicus Curiae' di MK?

    Apa Gunanya "Perang Amicus Curiae" di MK?

    Nasional
    Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

    Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

    Nasional
    Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

    Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com