Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Nilai APBN 2013 Bermasalah

Kompas.com - 20/02/2013, 17:02 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyebut Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2013 yang sudah ditetapkan pemerintah bersama Dewan Perwakilan Rakyat bermasalah. Pasalnya, porsi anggaran untuk subsidi maupun belanja pegawai lebih besar dibandingkan untuk belanja modal.

Hal itu dikatakan Presiden ketika membuka Rapat Kerja Nasional Asosisasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) dan Perhimpunan Penyuluhan Pertanian Indonesia (Perhiptani) di Hotel Sahid, Jakarta, Rabu (20/2/2013).

Awalnya, Ketua Umum Apkasi Isran Noor mengeluhkan tidak optimalnya infrastruktur irigasi di banyak daerah. Hal itu berdampak daerah sulit mencapai target pemerintah terkait swasembada beras, yakni surplus beras 10 juta ton pada 2014.

Presiden mengatakan, banyak pihak mengeluhkan infrastruktur selama ini. Dia mengaku sudah tahu permasalahan itu. Hanya saja, kata Presiden, anggaran negara tidak cukup untuk serentak membangun infrastruktur di seluruh Indonesia, seperti pelabuhan, rel kereta api, jalan, irigasi, bandara, dan sebagainya.

"Pendapatan APBN memang meningkat. Tapi ingat, ada masalah dengan APBN, bahkan APBD kita. Sekarang APBN kita di atas Rp 1.600 triliun. Sayangnya untuk subsidi, belanja pegawai, belanja rutin besar sekali. Porsi untuk belanja modal, membangun infrastruktur berkurang," kata Presiden.

Presiden menambahkan, jika kepala daerah ingin anggaran infrastruktur daerah ditambah, mereka harus mau mengurangi anggaran untuk belanja rutin. Solusi lain, kata Presiden, daerah dapat mengundang swasta untuk ikut membangun infrastruktur, terutama yang memiliki nilai komersial.

"Ketika undang swasta, tolong kebijakan, regulasinya, pemberian izin jangan diperlambat, jangan dibikin susah. Yang penting akuntabel, tidak ada korupsi, tidak ada penyimpangan sehingga bisa dilaksanakan dengan cepat," kata Presiden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com