JAKARTA,KOMPAS.com - Hary Tanoesoedibjo, taipan grup media massa MNC yang juga politisi, menegaskan pengunduran dirinya dari Partai Nasional Demokrat bukanlah permainan politik. Tapi dia pun mengkritisi perilaku aktivis senior dari partai yang ditinggalkannya itu.
"Tentang apakah mungkin saya akan merapat lagi ke Nasdem, ya pasti tidak. Karena saya keluar disebabkan perbedaan prinsip," kata dia, pada diskusi publik Jaringan Aktivis Pro Demokrat, di Jakarta, Rabu (13/2/2013). Hary masuk panggung politik pada 9 Oktober 2011, melalui organisasi massa Nasdem karena merasa ada panggilan jiwa.
Belakangan, Nasdem pun membentuk partai politik dengan menjadikan Surya Paloh sebagai simpul dan ikon utama.
"Kami banyak mengundang simpati sehingga keanggotaan partai pun tumbuh pesat. Akan tetapi, begitu partai di atas tiba-tiba ada keinginan untuk penggantian kepemimpinan," kata Hary.
Menurut dia, masalah utama muncul saat para senior di partai politik itu ingin menduduki jabatan-jabatan penting. "Ini di luar keinginan dan aspirasi saya karena teman-teman sudah bekerja militan dan kontribusinya bagus, kemudian para senior ingin aktif sebagai eksekutif di partai," ungkapnya.
Labih lanjut Hary mengatakan,"Karena saya sulit mengaktualisasi diri bersama teman-teman muda, kami sepakat untuk bergerak bersama, ya, lebih baik kami mundur." Dia tidak langsung mundur melainkan mencoba menegosiasi keadaan internal partai politik termuda di Indonesia itu, tapi buntu. "Sekali lagi, apakah ini game politik? Jawaban saya, tidak. Jadi, saya memang tidak cocok di situ (Nasdem)," tegas dia.
Berita terkait dapat dibaca dalam topik: Geliat Politik Jelang 2014
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.