JAKARTA, KOMPAS.com — Dihujani pemberitaan soal elektabilitas yang terjun bebas dibandingkan hasil Pemilu 2009, Partai Demokrat mengklaim tak membuat seluruh jajarannya gelagapan. Partai Demokrat harus dapat menentukan respons yang tepat, bukan berpolemik.
"Penurunan elektabilitas kami sadari dan akui. (Tapi) ini harus disikapi dengan lebih cool dan tenang, tidak perlu panik," papar Sekretaris Fraksi Partai Demokrat Saan Mustopa, Selasa (5/2/2013). Hasil survei tidak harus dianggap sebagai masalah.
Bagaimanapun, ujar Saan, survei bersifat dinamis, tergantung dinamika politik. "Bagi Demokrat, lembaga survei apa pun akan jadi bahan evaluasi. Jangan sampai ini dijadikan kendaraan politik," kata dia.
Hasil survei dari Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menyatakan, perolehan suara Partai Demokrat jeblok bila pemilu digelar hari ini. Survei mendapatkan hanya 8,3 persen responden yang memilih Partai Demokrat.
Tak lama setelah survei tersebut dirilis, Sekretaris Dewan Pembina Partai Demokrat Jero Wacik langsung menggelar jumpa pers. Jero meminta Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono turun tangan untuk membantu partai besutannya.
Meski tak meminta Anas mengundurkan diri atau diberhentikan, Jero berpendapat bahwa bila Anas mundur adalah pilihan yang bagus. Wacana pelengseran Anas melalui kongres luar biasa (KLB) pun terdengar.
Saan memastikan bahwa hingga kini belum ada satu pun Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat yang meminta diadakan KLB untuk mencopot Anas. Salah satu syarat KLB di partai ini adalah persetujuan DPD. "Kalau ada suara-suara yang berbeda itu wajar dan biasa. Pak SBY sangat bijak dan menjunjung prinsip demokrasi," tutur Saan.
Berita terkait dapat pula dibaca dalam topik Demokrat "Terjun" Bebas
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.