Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahasa "Konspirasi" oleh Anis Matta Bumerang PKS

Kompas.com - 02/02/2013, 10:24 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Keadilan Sejahtera (PKS) selalu menyatakan penetapan tersangka terhadap Luthfi Hasan Ishaaq dalam kasus dugaan suap impor daging sapi sebagai konspirasi besar. Pernyataan ini justru menjadi bumerang bagi partai bernapaskan Islam itu lantaran terkesan hanya mencari kambing hitam.

"Bahasa konspirasi oleh Anis Matta dan elite PKS lain sangat tidak membantu PKS dalam pulihkan citra partai, terutama di level eksternal. Padahal, harus dipahami betul elite PKS seperti memberikan dosis partai ini sedang mencari kambing hitam," ujar pengamat politik Burhanudin Muhtadi, Sabtu (2/2/2013), dalam diskusi di Warung Daun, Jakarta.

Burhan menilai pernyataan itu seakan mengesankan PKS tidak mau belajar dan tidak mau introspeksi dan mencari-cari sasaran tembak lain. Di dalam komunikasi politik, Burhan menilai bahasa komunikasi politik yang digunakan PKS tidak elok.

"PKS terlalu memberikan dosis tafsir politik sembari melupakan bahwa ada masalah serius dengan partai," imbuh Burhan.

Sebelumnya, presiden baru PKS, Anis Matta, menyatakan perlawanan terhadap gerakan pemberantasan KPK yang bersifat tirani. Ia menyebut bahwa kasus yang menimpa terhadap Luthfi Hasan adalah sebuah konspirasi besar yang hendak menghancurkan PKS.

Selain itu, anggota Majelis Syuro PKS Refrizal bahkan menuding bahwa kasus itu adalah rekayasa menjelang Pemilu 2014. Sementara itu, Ketua DPP PKS Sohibul Iman menilai penggunaan kata "konspirasi" adalah hal yang wajar.

"Bahwa ada terminologis seperti konspirasi, di dunia politik konspirasi adalah natural dan sah-sah saja. Yang penting bahwa kami tidak tunjuk siapa pun, ini sifatnya netral dan normatif dan tidak menuduh," kata Sohibul.

Menurut Sohibul, pihaknya tidak akan terlalu fokus terhadap dugaan konspirasi ini. Ia mengatakan, partainya lebih akan fokus melakukan konsolidasi.

"Ini suatu upaya yang sifatnya lebih supaya kader PKS tahu bahwa dengan kasus ini kita tidak pernah tertunduk dan bangkit dari segala rintangan bersama-sama," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com