Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anis Matta: Konspirasi Tak Bisa Dibuktikan, tapi Bisa Dirasakan

Kompas.com - 01/02/2013, 17:34 WIB
Inggried DW

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah petinggi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menuding adanya rekayasa dan konspirasi di balik kasus dugaan suap impor daging sapi yang menjerat mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq. Bahkan, dalam pidato politik pertamanya, presiden baru PKS Anis Matta kembali menegaskan adanya konspirasi untuk menyerang partainya. Namun, ketika didesak konspirasi apa yang dimaksud, menurut Anis, hal itu tidak bisa dibuktikan.

"Konpirasi itu tidak bisa dibuktikan, tapi bisa dirasakan. Itu yang kami rasakan. Ada usaha-usaha yang sistematis untuk itu," kata Anis, dalam wawancara khusus dengan Kompas TV, Jumat (1/2/2013) petang.

Lebih jauh, ia mengatakan, dugaan adanya konspirasi itu tidak hanya karena kasus Luthfi Hasan. "Saya tidak membacanya dari kasus Pak Luthfi, tapi saya melihat dari proses besar pemberantasan korupsi. Saya mengangkat masalah ini bukan perorangan, tapi partai," ujarnya.

Menurut Anis, perjalanan kasus dugaan suap impor daging ini berjalan cepat dan mendadak. "Sangat kilat, tapi ini menyadarkan kami ada desain besar untuk menghancurkan PKS. Kami bisa merasakan itu," kata Anis.

Ketika didesak lebih jauh terkait dalang konspirasi, ia enggan menyebutkannya. "Itu pertanyaan tidak relevan," ujar Anis.

Sebelumnya, tudingan konspirasi dinyatakan oleh politisi senior PKS Suryama M Sastra. "Kami ingin membaca apa yang ada behind the scene," ujar politisi senior PKS, Suryama M Sastra, Kamis (31/1/2013), di Kantor DPP PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta.

Menurutnya, banyak kejanggalan dalam kasus ini. Namun, ia tak merinci apa saja kejanggalan yang dimaksud. Suryama justru menuding penetapan Presiden PKS sebagai tersangka dalam waktu yang sangat cepat adalah sebuah konspirasi. "Kami melihat ini konspirasi," kata Suryama.

Oleh karena itu, kata dia, PKS akan mengambil sikap dengan hati-hati. "Kami mau baca situasinya dulu supaya tidak salah langkah," ujarnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Kelakar ke Bobby Nasution, Waketum PKB: 'Insya Allah' Lulus Cagub Sumut

    Kelakar ke Bobby Nasution, Waketum PKB: "Insya Allah" Lulus Cagub Sumut

    Nasional
    Hasto PDI-P Diperiksa Polisi, Gerindra: Hadapi Saja, Jangan Cemen

    Hasto PDI-P Diperiksa Polisi, Gerindra: Hadapi Saja, Jangan Cemen

    Nasional
    Puan Minta Pemerintah Transparan soal Mundurnya Pimpinan Otorita IKN

    Puan Minta Pemerintah Transparan soal Mundurnya Pimpinan Otorita IKN

    Nasional
    Jokowi 'Groundbreaking' Astra Biz Center dan Nusantara Botanical Garden di IKN

    Jokowi "Groundbreaking" Astra Biz Center dan Nusantara Botanical Garden di IKN

    Nasional
    Punya Bukti, KPK Yakin Hakim Tolak Gugatan Praperadilan Gus Muhdlor

    Punya Bukti, KPK Yakin Hakim Tolak Gugatan Praperadilan Gus Muhdlor

    Nasional
    Kejagung Limpahkan 2 Tersangka Kasus Korupsi Timah ke Kejari Jaksel

    Kejagung Limpahkan 2 Tersangka Kasus Korupsi Timah ke Kejari Jaksel

    Nasional
    Pengunduran Diri Kepala Otorita IKN Dinilai Rugikan Jokowi, Bikin Investor Takut

    Pengunduran Diri Kepala Otorita IKN Dinilai Rugikan Jokowi, Bikin Investor Takut

    Nasional
    Puan Sarankan Pemerintahan Jokowi Bicara dengan Kubu Prabowo untuk Pilih Kepala Otorita IKN

    Puan Sarankan Pemerintahan Jokowi Bicara dengan Kubu Prabowo untuk Pilih Kepala Otorita IKN

    Nasional
    Datangi Kantor PKB, Bobby Ikut Uji Kelayakan Cagub Sumatera Utara

    Datangi Kantor PKB, Bobby Ikut Uji Kelayakan Cagub Sumatera Utara

    Nasional
    Putusan MA Dianggap Untungkan Politikus Muda dengan Dukungan Politik Kuat di Pilkada

    Putusan MA Dianggap Untungkan Politikus Muda dengan Dukungan Politik Kuat di Pilkada

    Nasional
    Sidang Isbat Idul Adha, Kemenag Pantau Hilal di 114 Titik

    Sidang Isbat Idul Adha, Kemenag Pantau Hilal di 114 Titik

    Nasional
    Masih Pikir-pikir Ridwan Kamil Maju Pilkada DKI, Golkar Bantah Anies Jadi Penghalang

    Masih Pikir-pikir Ridwan Kamil Maju Pilkada DKI, Golkar Bantah Anies Jadi Penghalang

    Nasional
    Pancasila dan Kemiskinan Anak

    Pancasila dan Kemiskinan Anak

    Nasional
    Putusan MA Ubah Batas Usia Calon Kepala Daerah, Puan: Silakan Masyarakat Beri Masukan

    Putusan MA Ubah Batas Usia Calon Kepala Daerah, Puan: Silakan Masyarakat Beri Masukan

    Nasional
    Soal Kemungkinan PDI-P Usung Anies di Jakarta, Puan: Menarik juga

    Soal Kemungkinan PDI-P Usung Anies di Jakarta, Puan: Menarik juga

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com