Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Andi Mallarangeng Ingatkan Tim Elang Hitam Tak Singgung Demokrat

Kompas.com - 25/01/2013, 10:49 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Juru bicara Andi Mallarangeng, Rizal Mallarangeng, mengaku kerap diingatkan sang kakak untuk tidak menyerang Partai Demokrat dalam investigasinya bersama tim Elang Hitam. Tim Elang Hitam dibentuk Rizal untuk menguak megaskandal proyek Hambalang di Kementerian Pemuda dan Olahraga. Dalam kasus ini, Andi Mallarangeng telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Desember 2012 lalu. 

"Dia memang sering mengingatkan kalau sebut Demokrat, jangan sebut partainya, tapi sebut oknumnya saja. Lalu, dia bilang, Presiden itu orang baik, tapi lingkungannya bisa saja. Dia hanya mengingatkan itu, bukan memaksakan karena dia masih peduli sama partainya," ujar Rizal kepada Kompas.com, pekan lalu, saat dijumpai di kantor Freedom Institute, Jakarta.

Sejak Andi ditetapkan sebagai tersangka kasus Hambalang, Rizal mulai mengumpulkan data dan fakta soal proyek Hambalang bersama tim Elang Hitam. Setelah selama satu bulan melakukan investigasi, menurut Rizal, ada keterkaitan petinggi Demokrat seperti Anas Urbaningrum dan Muchayat. Rizal juga mengungkapkan adanya pertemuan antara Anas Urbaningrum, M Nazaruddin, dan Menteri Keuangan Agus Martowardojo di Hotel Ritz Carlton. Pertemuan itu disebutnya sebagai kesepakatan untuk merekayasa kasus Hambalang. Tak ayal, manuver yang dilakukan Rizal ini membuat gerah Partai Demokrat yang menilai Rizal memolitisasi kasus Hambalang dengan menjatuhkan Demokrat. Latar belakang Rizal yang berasal dari Partai Golkar pun dicurigai kubu Demokrat. Rizal berdalih, langkahnya bersama tim Elang Hitam selalu mendapat restu dari Andi Mallarangeng.

"Setiap kami mau presentasikan di hadapan publik, kami juga minta persetujuan Andi. Dia selalu mendukung, yang dia ingatkan itu saja," ucap Rizal.

Rizal mengakui, kritikan terhadap tim Elang Hitam tak akan bisa dihilangkan. Namun, ia tetap akan terus bergerak menguak kasus ini. "Orang Demokrat kritik terus kiri dan kanan, kami enggak takut tuh karena tujuannya supaya masyarakat belajar dari kasus Hambalang. Karena ini melibatkan BUMN, ini bisa jadi momentum untuk cek kontrol mereka. Jangan-jangan permainannya memang mark up gila-gilaan sepeti ini," ujar Direktur Eksekutif Freedom Institute itu.

Salah seorang anggota tim Elang Hitam, Ria Yusnita, juga mengaku tidak ada intervensi dari pihak mana pun, termasuk Partai Golkar, dalam proses penelusuran yang dilakukan tim ini. "Walaupun Bang Celi Golkar, tapi kami sama sekali tidak mendapat tekanan dari pihak sana. Kami bekerja apa adanya berawal dari audit BPK. Setelah itu, kami melakukan wawancara dan proses penghimpunan informasi," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Nasional
    BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

    BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

    Nasional
    Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

    Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

    Nasional
    GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

    GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

    Nasional
    Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

    Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

    Nasional
    Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

    Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

    Nasional
    Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

    Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

    Nasional
    Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

    Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

    Nasional
    5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

    5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

    Nasional
    Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

    Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

    Nasional
    Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

    Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

    Nasional
    PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin 'Gemoy'

    PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin "Gemoy"

    Nasional
    Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

    Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

    Nasional
    DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

    DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

    Nasional
    Sinyal 'CLBK' PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

    Sinyal "CLBK" PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com