Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Partai Nasdem Bisa Alami Penuaan Dini Lebih Dulu dari Demokrat

Kompas.com - 22/01/2013, 09:52 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Nasional Demokrat (Nasdem) pecah kongsi pada keikutsertaannya yang pertama kali sebagai peserta pemilihan umum (pemilu). Dengan adanya konflik internal yang terjadi di tubuh partai ini, bisa jadi Partai Nasdem yang baru seumur jagung ini mengalami penuaan dini lebih dulu daripada Partai Demokrat yang sudah terkena banyak persoalan.

Hal tersebut diungkapkan Direktur Eksekutif Pol-Track Institute Hanta Yudha AR, Selasa (22/1/2013), di Jakarta. "Partai Nasdem berpotensi besar mengalami "progeria politik" atau penuaan dini, bahkan melebihi Partai Demokrat jika Nasdem gagal atasi ujian faksionalisme yang belum apa-apa sudah sangat tajam," ujar Hanta.

Pernyataan itu diungkapkan Hanta melihat konflik internal yang terjadi di Partai Nasdem sehingga membuat empat pengurus partai ini mengundurkan diri pada Senin kemarin. Keempat pengurus itu adalah Ketua Dewan Pakar Hary Tanoesoedibjo, Sekretaris Jenderal Ahmad Rofiq, Wakil Sekretaris Jenderal Saiful Haq, dan Ketua Internal DPP Partai Nasdem Endang Tirtana. Mereka mengundurkan diri lantaran tidak lagi satu pandangan perlunya kalangan muda yang memimpin partai besutan Surya Paloh itu.

Belakangan muncul kabar bahwa Surya Paloh yang menjabat sebagai Ketua Majelis Tinggi akan segera diangkat menjadi Ketua Umum Partai Nasdem. Melihat kondisi itu, Hanta menilai Partai Nasdem bisa layu sebelum berkembang sehingga jika tidak segera diselamatkan bisa mematikan partai itu. Nasdem, lanjutnya, akan terancam mengalami titik balik sebelum pemilu. Padahal, sebelumnya partai ini cukup prospektif. Berdasarkan tren survei berada di lima besar.

"Ada beberapa variabel kekuatan Nasdem sehingga prospektif. Tentu selain didukung gagasan baru tentang perubahan dan restorasi, juga dukungan soliditas internal, kader-kader muda potensial, dan yang paling berpengaruh iklan-iklan politik di televisi grup Hary Tanoesoedibjo," ucap Hanta.

Ide restorasi antiklimaks

Dengan lepasnya beberapa pimpinan partai ini, Hanta melihat Partai Nasdem dalam posisi terancam. "Ide dan gagasan perubahan dan restorasi mengalami antiklimaks dan soliditas internal melemah akibat pecah kongsi," ucap Hanta.

Selain itu, ia memperkirakan kinerja mesin partai juga akan berpengaruh akibat hengkangnya kader-kader muda potensial dari faksi Hary Tanoe. Kepergian Hary Tanoe juga membuat Partai Nasdem merugi dalam hal pendanaan iklan politik yang kini tak lagi ditayangkan MNC Grup.

Menurut Hanta, kader-kader muda inilah yang justru menjadi mesin gerak Partai Nasdem. Kelompok ini pula yang berperan mengantarkan Nasdem lolos sebagai partai berbadan hukum di Kementerian Hukum dan HAM serta lolos sebagai peserta pemilu. Kehilangan kader-kader muda ini akan berdampak signifikan pada Partai Nasdem.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Nasdem Akui Koalisi Perubahan Kini Terkesan Tidak Solid, Mengapa?

    Nasdem Akui Koalisi Perubahan Kini Terkesan Tidak Solid, Mengapa?

    Nasional
    Nasdem: MK Muara Terakhir Sengketa Pilpres, Semua Pihak Harus Ikhlas

    Nasdem: MK Muara Terakhir Sengketa Pilpres, Semua Pihak Harus Ikhlas

    Nasional
    Anies dan Muhaimin Berencana Hadiri Putusan Sengketa Pilpres di MK

    Anies dan Muhaimin Berencana Hadiri Putusan Sengketa Pilpres di MK

    Nasional
    Anies Minta Massa yang Unjuk Rasa di MK Tertib dan Damai

    Anies Minta Massa yang Unjuk Rasa di MK Tertib dan Damai

    Nasional
    Dampak Erupsi Gunung Ruang Meluas, Kini 10 Desa Terdampak

    Dampak Erupsi Gunung Ruang Meluas, Kini 10 Desa Terdampak

    Nasional
    Siap Terima Putusan MK, Anies: Seperti Sepak Bola, Kemungkinan Menang atau Tidak

    Siap Terima Putusan MK, Anies: Seperti Sepak Bola, Kemungkinan Menang atau Tidak

    Nasional
    GASPOL! Hari Ini: Bela Gibran, Yusril Incar Jabatan?

    GASPOL! Hari Ini: Bela Gibran, Yusril Incar Jabatan?

    Nasional
    Jokowi dan Ma'ruf Amin jadi Saksi Nikah Putri Bamsoet

    Jokowi dan Ma'ruf Amin jadi Saksi Nikah Putri Bamsoet

    Nasional
    Muhaimin Sebut Kader PKB Mulai Pendekatan ke Sejumlah Tokoh untuk Pilkada 2024

    Muhaimin Sebut Kader PKB Mulai Pendekatan ke Sejumlah Tokoh untuk Pilkada 2024

    Nasional
    Soal Pilkada Sumut, Muhaimin Bilang Belum Ada yang Mendaftar ke PKB

    Soal Pilkada Sumut, Muhaimin Bilang Belum Ada yang Mendaftar ke PKB

    Nasional
    PKB Belum Tentukan Kandidat untuk Pilkada DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur

    PKB Belum Tentukan Kandidat untuk Pilkada DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur

    Nasional
    Dirut Jasa Raharja Hadiri Penutupan Posko Angkutan Mudik Lebaran Terpadu oleh Menhub 

    Dirut Jasa Raharja Hadiri Penutupan Posko Angkutan Mudik Lebaran Terpadu oleh Menhub 

    Nasional
    Sambangi Kediaman Muhaimin Menjelang Putusan MK, Anies: Ini Tradisi Lebaran...

    Sambangi Kediaman Muhaimin Menjelang Putusan MK, Anies: Ini Tradisi Lebaran...

    Nasional
    Muhaimin Belum Punya Rencana Bertemu Prabowo Setelah Putusan MK

    Muhaimin Belum Punya Rencana Bertemu Prabowo Setelah Putusan MK

    Nasional
    Muhaimin Bilang Anies Belum Punya Niat Kembali Berkontestasi di Pilkada 2024

    Muhaimin Bilang Anies Belum Punya Niat Kembali Berkontestasi di Pilkada 2024

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com