Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahfud, JK, dan Prabowo Paling Disukai di Media Sosial

Kompas.com - 16/01/2013, 17:48 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — PoliticaWave.com memaparkan hasil survei pembicaraan tentang calon presiden di media sosial periode 1 Oktober hingga 31 Desember 2012. Hasilnya, nama Mahfud MD, Jusuf Kalla, dan Prabowo Subianto paling banyak disukai atau dibicarakan mengenai hal positif oleh pengguna media sosial.

"Untuk tingkat kesukaan, semua percakapan kita ukur apa positif atau negatif. Ternyata, ada tiga kandidat yang disukai. Pertama, Mahfud MD, kemudian Jusuf Kalla, dan Prabowo," ujar Direktur PoliticaWave.com, Yose Rizal, di Jakarta, Senin (16/1/2013).

Pembicaraan positif mengenai Mahfud ialah pada masa pembubaran BP Migas oleh Mahkamah Konstitusi (MK). Menurut Yose, banyak masyarakat menilai Mahfud sosok yang tegas, berani, serta jujur.

"Mahfud dibicarakan mengenai ketegasannya, jujur, bersih, kemudian sikap terbuka atau blak-blakan Mahfud menjadi nilai positif yang dibicarakan," terang Yos.

Sementara pembicaraan sisi negatifnya hanya mengenai pernyataan kontroversial Mahfud yang menyebut terdapat mafia di lingkaran Istana. Hal itu memang pernah dikatakan Mahfud menanggapi grasi yang diberikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terhadap Meirika Franola atau Ola.

Jusuf kalla dari Partai Golkar dibicarakan mengenai hal baik tentang usahanya membongkar gudang beras saat tsunami di Aceh. Jusuf Kalla atau yang akrab disapa JK juga mampu memediasi perdamaian konflik di Aceh dan Ambon beberapa waktu lalu. JK turun dalam masalah Rohingya dan Gaza. Masyarakat media sosial pun menilai JK sosok yang tegas dan mampu menyelesaikan masalah.

"JK juga tokoh yang dinilai "bersih", dapat diterima oleh semua golongan, dan pengusaha sukses. Ini yang dibicarakan oleh mereka mengenai hal baik tentang JK," ujarnya.

Sementara itu, Prabowo Subianto dari Partai Gerindra banyak dibicarakan dalam kemenangan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan wakilnya Basuki Tjahaja Purnama. Prabowo dalam media sosial sering dipuji karena ketegasannya dan dianggap tokoh muda paling berpotensi menjadi calon presiden.

"Image-nya anak muda banget, tegas, dan tangkas. Dia juga disebut capres terpopuler, capres pintar, juga  tokoh Jawa paling kuat dalam Survei Capres 2014," terang Yose.

Prabowo juga mendapat sentimen negatif, yakni pembicaraan tentang kasus pelanggaran HAM, penculikan sejumlah aktivitis, isu kudeta, PDI-P dan Gerindra yang dinilai pecah kongsi, serta dinilai kurang berintegritas dan berempati ketimbang Megawati.

Namun, pembicaraan Prabowo mengenai hal negatif lebih sedikit ketimbang hal positifnya. Prabowo pun menempati urutan ketiga sebagai tokoh yang disukai masyarakat jejaring sosial dalam survei PoliticaWave.com

Survei ini PoliticaWave.com juga memasukkan sejumlah tokoh seperti Aburizal Bakrie, Megawati Soekarnopoetri, Dahlan Iskan, Anas Urbaningrum, Hidayat Nur Wahid, Hatta Rajasa, dan sejumlah tokoh lain yang disebut berpotensi sebagai calon presiden 2014.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Erupsi Gunung Ruang, TNI AL Kerahkan KRI Kakap-811 dan 400 Prajurit untuk Bantuan Kemanusiaan

    Erupsi Gunung Ruang, TNI AL Kerahkan KRI Kakap-811 dan 400 Prajurit untuk Bantuan Kemanusiaan

    Nasional
    Pertemuan Prabowo dan Menlu China Berlangsung Tertutup di Kemenhan

    Pertemuan Prabowo dan Menlu China Berlangsung Tertutup di Kemenhan

    Nasional
    Menlu Retno Telepon Menlu Hongaria Bahas soal Iran-Israel

    Menlu Retno Telepon Menlu Hongaria Bahas soal Iran-Israel

    Nasional
    Bahlil Ungkap UEA Minat Investasi Panel Surya di IKN

    Bahlil Ungkap UEA Minat Investasi Panel Surya di IKN

    Nasional
    Petugas 'Ad Hoc' Pilkada Akan Beda dengan Pilpres, KPU Buka Rekrutmen Lagi

    Petugas "Ad Hoc" Pilkada Akan Beda dengan Pilpres, KPU Buka Rekrutmen Lagi

    Nasional
    Bertemu Hampir 2 Jam, Jokowi dan Tony Blair Bahas Investasi Energi di IKN

    Bertemu Hampir 2 Jam, Jokowi dan Tony Blair Bahas Investasi Energi di IKN

    Nasional
    Firli Disebut Minta Rp 50 Miliar ke SYL, Pengacara: Fitnah!

    Firli Disebut Minta Rp 50 Miliar ke SYL, Pengacara: Fitnah!

    Nasional
    Nasib Putusan Sengketa Pilpres 2024 jika Komposisi Hakim Menolak dan Mengabulkan Imbang

    Nasib Putusan Sengketa Pilpres 2024 jika Komposisi Hakim Menolak dan Mengabulkan Imbang

    Nasional
    KPK Periksa Anggota DPR Ihsan Yunus Jadi Saksi Pengadaan APD Covid-19

    KPK Periksa Anggota DPR Ihsan Yunus Jadi Saksi Pengadaan APD Covid-19

    Nasional
    Jokowi dan Megawati Saling Memunggungi

    Jokowi dan Megawati Saling Memunggungi

    Nasional
    Soal Resolusi Gencatan Senjata di Gaza, Menlu China Sebut AS Pakai Hukum Internasional Sesuai Keinginannya Saja

    Soal Resolusi Gencatan Senjata di Gaza, Menlu China Sebut AS Pakai Hukum Internasional Sesuai Keinginannya Saja

    Nasional
    Indonesia dan China Akan Bahas Kelanjutan Proyek Kereta Cepat, Luhut Kembali Terlibat

    Indonesia dan China Akan Bahas Kelanjutan Proyek Kereta Cepat, Luhut Kembali Terlibat

    Nasional
    KPU Siap Laksanakan Apa Pun Putusan MK soal Sengketa Pilpres 2024

    KPU Siap Laksanakan Apa Pun Putusan MK soal Sengketa Pilpres 2024

    Nasional
    KPU Tegaskan Caleg Terpilih Wajib Mundur jika Maju Pilkada 2024

    KPU Tegaskan Caleg Terpilih Wajib Mundur jika Maju Pilkada 2024

    Nasional
    Megawati Kirim 'Amicus Curiae' ke MK, KPU: Itu Bukan Alat Bukti

    Megawati Kirim "Amicus Curiae" ke MK, KPU: Itu Bukan Alat Bukti

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com