JAKARTA, KOMPAS.com — Para elite partai politik atau parpol merasa terganggu dengan pernyataan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bahwa mereka, terutama yang berada di DPR, disebut sebagai aktor utama korupsi di Indonesia. Pernyataan itu dinilai telah mengeneralisasi.
"Banyak elite parpol yang tidak terseret korupsi. Tapi, akibat pernyataan KPK, rusaklah susu sebelanga," kata Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Hajriyanto Y Thohari ketika dihubungi, Minggu (30/12/2012).
Sebelumnya, catatan sepanjang tahun 2012 KPK menunjukkan bahwa elite parpol, terutama mereka yang berada di DPR, menjadi aktor utama korupsi di Indonesia. Mereka hampir selalu terlibat dalam kasus korupsi yang ditangani KPK.
Hajriyanto mengatakan, jika generalisasi terus terjadi, maka dampaknya tidak akan ada lagi politisi yang mau memimpin parpol atau menjadi anggota DPR maupun DPRD.
"Untuk apa berlelah-lelah mengurus parpol jika cuma disindir-sindir sebagai aktor korupsi?" kata dia.
Hajriyanto berharap KPK menjerat semua elite parpol yang memang terlibat korupsi. KPK, kata Ketua DPP Partai Golkar itu, tak perlu membuat sinyalir atau pernyataan yang mengambang sehingga berdampak negatif terhadap elite parpol yang tidak korup.
"Jika KPK tahu elite parpol adalah koruptor, tetapi tidak menangkapnya, maka KPK melakukan pembiaran. Pembiaran adalah pelanggaran hukum juga," kata Hajriyanto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.