Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anas: Sejak Ikut Pemilu, Demokrat Selalu Pakai Dana Halal

Kompas.com - 16/12/2012, 02:19 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum mengatakan, semenjak mengikuti Pemilu 2004 lalu, partainya selalu menggunakan dana-dana halal. Menurutnya, Partai Demokrat melakukan audit setiap tahun sehingga laporan keuangan, baik untuk kegiatan pemilu maupun non-pemilu partai, bisa dipertanggungjawabkan.

"Kami tegaskan partai Demokrat sejak 2004 dan 2009 ikut pemilu dananya halal semua untuk biayai pemenangan. Halal dan baik. Ini komitmen partai," ujar Anas, dalam jumpa pers di sela-sela acara Silaturahmi Nasional dan Perayaan HUT ke-11 Partai Demokrat di Sentul International Convention Center, Sabtu (15/12/2012).

"Laporan partai Demokrat baik keuangan pemilu maupun laporan keuangan kegiatan harus dilaporkan tiap tahun dan diaudit akuntan publik. Jadi semua bisa dipertanggungjawabkan secara hukum dan etika," lanjut Anas.

Komentar Anas ini merupakan respons terhadap arahan dari Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada acara Silaturahmi Nasional (Silatnas), Sabtu (15/12/2012) siang. Dalam silatnas itu, SBY meminta para kader Demokrat untuk bersiap menghadapi Pemilu 2014, termasuk soal logistik pemilu. SBY juga mengingatkan agar kadernya tidak menggunakan logistik yang berasal dari dana tidak halal.

Menurut Anas, ketika SBY menginstruksikan hal tersebut, dirinya menyatakan berkomitmen dan sikap partai selama ini tidak melanggar undang-undang.

"Politik kita adalah politik halal. Pemilu kita pemilu halal. Wajah pak sekjen halal, wajah Pak Jhonny Allen halal sekali. Ini tidak sulit dilaksanakan," ucap Anas sambil menoleh ke arah rekan-rekannya yang juga duduk di meja jumpa pers.

Sebelumnya, Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Hayono Isman mengungkapkan inti dari pidato SBY saat memberikan pengarahan secara tertutup dalam acara silatnas itu. "Tadi disampaikan juga oleh Pak SBY terkait logistik pemilu. Salah satu syarat pentingnya kita bisa memenangkan pemilu adalah dengan logistik pemilu yang tidak berlebihan, didapat secara halal, dan tidak boleh melanggar aturan," ujar Hayono.

Selain itu, Hayono menjelaskan, SBY mengungkapkan bahwa tidak benar Partai Demokrat adalah partai korup. SBY, lanjut Hayono, menegaskan bahwa tindakan korupsi hanya dilakukan oknum. Sementara Partai Demokrat secara konsisten mendukung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan proses hukum.

"Kalau oknum itu bersalah silakan diproses, kalau tidak silakan namanya direhabilitasi. Kami tidak ada indikasi sedikit pun melakukan intervensi," ucap Hayono.

Hayono juga menuturkan, SBY berusaha membangkitkan kembali semangat para kader menjelang pemilu 2014. Menurut Hayono, tahun 2013 disebut SBY sebagai tahun politik. Menjelang tahun politik, SBY mengatakan bahwa elektabilitas Demokrat kian menurun. "Ini jelas ada masalah di partai yang perlu diperbaiki, dibenahi partai sehingga semua diminta bekerja dengan baik," imbuh Hayono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Menteri ESDM Jelaskan Dampak Konflik Iran-Israel ke Harga BBM, Bisa Naik Luar Biasa

    Menteri ESDM Jelaskan Dampak Konflik Iran-Israel ke Harga BBM, Bisa Naik Luar Biasa

    Nasional
    Jawab PAN, Mardiono Bilang PPP Sudah Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

    Jawab PAN, Mardiono Bilang PPP Sudah Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

    Nasional
    Kubu Anies-Muhaimin: Ada Fakta Tak Terbantahkan Terjadi Nepotisme Gunakan Lembaga Kepresidenan

    Kubu Anies-Muhaimin: Ada Fakta Tak Terbantahkan Terjadi Nepotisme Gunakan Lembaga Kepresidenan

    Nasional
    Tim Hukum Anies-Muhaimin Sampaikan 7 Fakta Kecurangan Pilpres di Dalam Dokumen Kesimpulan

    Tim Hukum Anies-Muhaimin Sampaikan 7 Fakta Kecurangan Pilpres di Dalam Dokumen Kesimpulan

    Nasional
    Pasca-serangan Iran ke Israel, Kemenlu Terus Pantau WNI di Timur Tengah

    Pasca-serangan Iran ke Israel, Kemenlu Terus Pantau WNI di Timur Tengah

    Nasional
    Temui Megawati, Ganjar Mengaku Sempat Ditanya karena Tak Hadiri 'Open House' di Teuku Umar

    Temui Megawati, Ganjar Mengaku Sempat Ditanya karena Tak Hadiri "Open House" di Teuku Umar

    Nasional
    Kubu Prabowo-Gibran Kritik Megawati Ajukan 'Amicus Curiae' ke MK

    Kubu Prabowo-Gibran Kritik Megawati Ajukan "Amicus Curiae" ke MK

    Nasional
    Soal Gibran Ingin Bertemu, Ganjar: Pintu Saya Tidak Pernah Tertutup

    Soal Gibran Ingin Bertemu, Ganjar: Pintu Saya Tidak Pernah Tertutup

    Nasional
    Telepon Wamenlu AS Pasca-serangan Iran ke Israel, Menlu Retno: Anda Punya Pengaruh Besar

    Telepon Wamenlu AS Pasca-serangan Iran ke Israel, Menlu Retno: Anda Punya Pengaruh Besar

    Nasional
    Bakal Hadiri Putusan Sengketa Pilpres, Ganjar Berharap MK Tak Buat 'April Mop'

    Bakal Hadiri Putusan Sengketa Pilpres, Ganjar Berharap MK Tak Buat "April Mop"

    Nasional
    Serahkan Kesimpulan ke MK, Kubu Anies-Muhaimin Yakin Permohonan Dikabulkan

    Serahkan Kesimpulan ke MK, Kubu Anies-Muhaimin Yakin Permohonan Dikabulkan

    Nasional
    Soal 'Amicus Curiae' Megawati, Ganjar: Momentum agar MK Tak Buat 'April Mop'

    Soal "Amicus Curiae" Megawati, Ganjar: Momentum agar MK Tak Buat "April Mop"

    Nasional
    Ke Teuku Umar, Ganjar Jelaskan Alasannya Baru Silaturahmi dengan Megawati

    Ke Teuku Umar, Ganjar Jelaskan Alasannya Baru Silaturahmi dengan Megawati

    Nasional
    Ganjar Tak Persoalkan Kehadiran Mardiono di Acara Halalbihalal Golkar

    Ganjar Tak Persoalkan Kehadiran Mardiono di Acara Halalbihalal Golkar

    Nasional
    KPK Akan Ladeni Argumen Eks Karutan yang Singgung Kemenangan Praperadilan Eddy Hiariej

    KPK Akan Ladeni Argumen Eks Karutan yang Singgung Kemenangan Praperadilan Eddy Hiariej

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com