Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasek: Kurang Kerjaan Minta Ruhut Dicopot

Kompas.com - 14/12/2012, 14:38 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Politisi Partai Demokrat, I Gede Pasek Suardika, membantah jika dirinya yang meminta agar Ruhut Sitompul didepak dari kepengurusan Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat. Menurut Pasek, rotasi sepenuhnya kewenangan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum.

"Ngapain, kurang kerjaan," kata Pasek sebelum acara Silaturahmi Nasional (Silatnas) dan HUT ke-11 Partai Demokrat, di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Jumat (14/12/2012), ketika dimintai tanggapan pernyataan Ruhut.

Sebelumnya, Ruhut menyebut Pasek pernah meminta kepada Ketua Dewan Pembina Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono untuk mencopot Ruhut sebagai Ketua Departemen Komunikasi dan Informatika DPP Partai Demokrat.

Pasek tak mau berkomentar apa alasan rotasi tersebut. Menurut dia, hanya jajaran petinggi DPP yang mengetahui. Ketika ditanya apakah pencopotan Ruhut karena terus mendesak Anas mundur sebagai Ketum, Pasek enggan berkomentar.

"Mungkin sekian lama dievaluasi si ini cocoknya di sini. Semua kader harus siap ditempatkan di mana saja. Saya yakin sudah dengan pertimbangan matang," kata Pasek.

Pasek meyakini rotasi itu untuk kebaikan partai ke depan. Ketika disinggung statement Ruhut yang menyebut dirinya "badut", Ketua Divisi Komunikasi Publik DPP Demokrat itu tak mempermasalahkannya.

"Badut itu kan profesi yang mulia, bisa menghibur, membuat banyak orang senang. Bisa membuat orang lain bahagia itu sebuah kebahagiaan," ujar Pasek.

Seperti diberitakan, kini Ruhut tak memiliki jabatan di kepengurusan DPP Demokrat. Pascaterungkapnya kasus dugaan korupsi proyek pembangunan Hambalang, Ruhut terang-terangan meminta Anas dan kader lain yang disebut-sebut terlibat korupsi untuk bersikap legowo dengan mundur dari kepengurusan partai.

Ruhut khawatir Anas terjerat ketika mendekati Pemilu 2014. Wasekjen DPP Demokrat Saan Mustopa menyebut pencopotan itu hanya untuk penyegaran.

Berita terkait dapat diikuti dalam topik:
Ruhut Didepak

Baca juga:
Ruhut: Anas Tersangka, Aku Lengserkan 'Badut-badut' Itu!

Ruhut Didepak dari DPP Demokrat, Tamparan Buat SBY
Ruhut Janji Tak Akan Pindah Partai
Ruhut Tuding Pencopotan Ulah 'Badut-badutnya' Anas
Ruhut Didepak dari DPP Demokrat
Ruhut: Anas Kena di Last Minute, Karam Demokrat

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

    Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

    Nasional
    Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

    Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

    Nasional
    TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

    TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

    Nasional
    Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

    Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

    Nasional
    Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

    Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

    Nasional
    TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

    TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

    Nasional
    Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

    Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

    Nasional
    Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

    Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

    Nasional
    Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

    Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

    Nasional
    Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

    Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

    Nasional
    Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

    Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

    Nasional
    Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

    Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

    Nasional
    Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

    Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

    Nasional
    Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

    Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

    Nasional
    Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

    Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com