Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angie: Kebencian Anda kepada Anas Jangan Dilimpahkan kepada Saya

Kompas.com - 29/11/2012, 20:58 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Terdakwa kasus dugaan penerimaan suap kepengurusan anggaran Kementerian Pemuda dan Olahraga serta Kementerian Pendidikan Nasional Angelina Sondakh merasa keberatan atas kesaksian mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin. Dalam persidangan yang berlangsung di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Kamis (29/11/2012), Angelina membantah keterangan Nazaruddin sekaligus menumpahkan kekesalannya.

“Saya mohon kebencian Anda kepada Anas jangan dilimpahkan kepada saya,” kata Angelina kepada Nazaruddin.

Dengan nada suara meninggi, Angelina mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada Nazaruddin. Salah satunya mengenai bukti rekaman rapat tim pencari fakta (TPF) Partai Demokrat. Menurut Nazaruddin, dalam pertemuan TPF, Angelina mengaku menerima uang wisma atlet senilai Rp 9 miliar. Uang tersebut, kata Nazaruddin, kemudian dibagi-bagikan ke anggota DPR lainnya, termasuk ke Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum.

“Saudara pernah katakan memiliki rekaman TPF. Atas seizin majelis, bisa diperdengarkan agar tidak timbul fitnah?” tanya Angelina.

Nazaruddin menjawab, rekaman pertemuan tersebut memang ada. Namun, Nazaruddin tidak dapat menunjukkannya karena menurutnya rekaman itu ada di Singapura. Selain soal pembagian uang wisma atlet, Nazar juga mengungkapkan asal-usul biaya pembuatan kalender partai bergambar wajah Anas.

Menurut Nazaruddin, dia diminta Anas membuat 1 juta kalender pada 2010. Biaya yang dibutuhkan, sekitar Rp 2,5 miliar. Untuk membayar pembuatan kalender tersebut, Nazaruddin mengaku diminta Anas untuk menagihnya kepada Angie dan Mirwan Amir. “Kalender diperintahkan Mas Anas untuk dibagikan ke masyarakat, dana Rp 2,5 miliar, dana minta dari Angie, Mirwan Amir, dan Ketua Komisi IV. Saya bilang, Mas Anas konfirmasi dulu, kalau tidak, saya tidak bisa minta,” ujarnya.

Selama bersaksi, Nazaruddin cenderung mengait-ngaitkan Anas dengan perkara Angelina. Ketua Majelis Hakim Pengadilan Tipikor Sudjatmiko bahkan mengatakan Nazaruddin sangat bersemangat menyebut Anas.

“Saudara sebut nama Anas semangat banget, tapi yang lain lupa,” ujar Sudjatmiko di tengah-tengah keterangan Nazaruddin. Pada awal kesaksiannya, Nazaruddin juga mengatakan kalau Anaslah yang memerintahkannya untuk mengenalkan Angie dengan Mindo Rosalina Manulang.

Dalam kasus dugaan penerimaan suap ini, Angie didakwa menerima pemberian atau janji berupa uang senilai total Rp 12 miliar dan 2.350.000 dollar Amerika Serikat atau sekitar Rp 22 miliar. Uang tersebut diberikan Grup Permai sebagai imbalan atau fee atas jasa Angelina dalam menggiring anggaran untuk proyek program pendidikan tinggi di Kemdiknas dan program pengadaan sarana-prasarana olahraga Kemenpora, salah satunya proyek wisma atlet SEA Games.

Menurut surat dakwan yang disusun tim jaksa KPK, permintaan uang dari Angie ke Grup Permai disampaikan melalui Mindo Rosalina Manulang. KPK menjadikan transkrip percakapan BlackBerry Messenger antara Angie dan Mindo sebagai salah satu bukti.

Terkait penggiringan proyek, Nazaruddin mengakui kalau hal itu biasa dilakukan anggota dewan. Untuk Partai Demokrat, menurutnya, fee yang diterima kader atas penggiringan proyek itu dilaporkan ke Anas, apalagi proyek yang berkaitan dengan APBN 2010. “Karena memang Mas Anas lagi ada keperluan banyak, ajukan diri jadi ketua umum,” kata Nazaruddin.

Berita terkait kasus yang menjerat Angie dapat diikuti dalam topik: Dugaan Suap Angelina Sondakh

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tim Hukum Anies-Muhaimin Serahkan 35 Bukti Tambahan ke MK

    Tim Hukum Anies-Muhaimin Serahkan 35 Bukti Tambahan ke MK

    Nasional
    PPP Siap Gabung, Demokrat Serahkan Keputusan ke Prabowo

    PPP Siap Gabung, Demokrat Serahkan Keputusan ke Prabowo

    Nasional
    PDI-P Jaring Nama Potensial untuk Pilkada DKI 2024, yang Berminat Boleh Daftar

    PDI-P Jaring Nama Potensial untuk Pilkada DKI 2024, yang Berminat Boleh Daftar

    Nasional
    Hasto Sebut 'Amicus Curiae' Megawati Bukan untuk Intervensi MK

    Hasto Sebut "Amicus Curiae" Megawati Bukan untuk Intervensi MK

    Nasional
    Iran Serang Israel, Jokowi Minta Menlu Retno Upayakan Diplomasi Tekan Eskalasi Konflik Timur Tengah

    Iran Serang Israel, Jokowi Minta Menlu Retno Upayakan Diplomasi Tekan Eskalasi Konflik Timur Tengah

    Nasional
    Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah, Gubernur BI Pastikan Akan Ada Intervensi

    Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah, Gubernur BI Pastikan Akan Ada Intervensi

    Nasional
    PDI-P Dukung PPP Lakukan Komunikasi Politik Supaya 'Survive'

    PDI-P Dukung PPP Lakukan Komunikasi Politik Supaya "Survive"

    Nasional
    PPP Siap Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PAN: Jangan Cuma Bicara, tapi Akui Kemenangan 02

    PPP Siap Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PAN: Jangan Cuma Bicara, tapi Akui Kemenangan 02

    Nasional
    Kesimpulan Tim Ganjar-Mahfud: Jokowi Lakukan Nepotisme dalam 3 Skema

    Kesimpulan Tim Ganjar-Mahfud: Jokowi Lakukan Nepotisme dalam 3 Skema

    Nasional
    Diduga Terima Gratifikasi Rp 10 M, Eko Darmanto Segera Disidang

    Diduga Terima Gratifikasi Rp 10 M, Eko Darmanto Segera Disidang

    Nasional
    PKB Sebut Prabowo dan Cak Imin Belum Bertemu Setelah Pilpres 2024

    PKB Sebut Prabowo dan Cak Imin Belum Bertemu Setelah Pilpres 2024

    Nasional
    Megawati Serahkan Amicus Curiae terkait Sengketa Pilpres, Harap MK Mengetuk 'Palu Emas'

    Megawati Serahkan Amicus Curiae terkait Sengketa Pilpres, Harap MK Mengetuk 'Palu Emas'

    Nasional
    PKB Baru Tentukan Langkah Politik Setelah Putusan MK soal Sengketa Pilpres

    PKB Baru Tentukan Langkah Politik Setelah Putusan MK soal Sengketa Pilpres

    Nasional
    Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Dampak Geopolitik Usai Iran Serang Israel

    Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Dampak Geopolitik Usai Iran Serang Israel

    Nasional
    Pasca-bentrokan Brimob dan TNI AL di Sorong, Pangkoarmada III Pastikan Tindak Tegas Para Pelaku

    Pasca-bentrokan Brimob dan TNI AL di Sorong, Pangkoarmada III Pastikan Tindak Tegas Para Pelaku

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com